Apa Nama Planet yang Mirip Dengan Bumi?

ASTALOG.COM – Seperti kita ketahui, jenis-jenis planet yaitu, merkurius, venus, bumi, mars, jupiter, saturnus, uranus, dan neptunus. Namun kali ini para NASA menemukan jenis planet yang sangat mirip dengan bumi. Planet tersebut diberi Godzila.

Sebuah planet yang diyakini sangat serupa dengan Bumi telah ditemukan mengorbit bintang yang mirip dengan matahari yang letaknya sangat jauh, kata para ilmuwan Amerika hari Kamis.

 

“Ini adalah tempat yang mungkin dihuni orang lain yang paling mirip dengan Bumi kita,” kata Jon Jenkins dari Pusat Penelitian Ames NASA di California.

 

Penemuan tersebut menurut badan antariksa Amerika sejauh ini merupakan planet yang terdekat dengan “Earth 2.0” berdasarkan hasil pengamatan teleskop antariksa Kepler, yang telah mengamati Bima Sakti untuk mencari planet-planet yang mirip Bumi sejak tahun 2009.

Planet yang radiusnya kira-kira satu setengah kali lebih besar daripada radius Bumi tersebut, mengorbit bintangnya dalam 385 hari. Bintangnya empat persen lebih besar daripada Matahari dan 10 persen lebih terang.

Planet itu mengorbit bintangnya pada jarak yang optimal, di mana cairan dapat terbentuk, yang disebut “zona yang dapat dihuni.”

PELAJARI:  Ciri-Ciri Taenia Saginata

Tetapi, untuk sampai ke sana akan memakan waktu yang lama. Planet tersebut merupakan tata surya yang berjarak 1.400 tahun cahaya dari tata surya kita, dan terletak dalam Konstelasi Cygnus, atau angsa.

Penemuan Planet Godila

Ilmuwan menemukan planet kebumian yang wujudnya 2,3 kali lipat lebih besar. Penemuan Kepler 10c menggugat presepsi umum, bahwa planet batu yang bermassa terlalu besar cuma akan berubah menjadi raksasa gas.

Astronom Amerika Serikat menemukan “Godzila” dari semua planet batu serupa bumi. Benda langit raksasa tersebut mengorbit sebuah bintang yang berjarak 560 tahun cahaya. Temuan ini mengubah presepsi umum mengenai pembentukan planet dan tata surya.

Bumi raksasa yang ditemukan oleh teleskop antariksa Kepler itu memiliki berat 17 kali lipat lebih besar ketimbang Bumi, tulis ilmuwan pada pertemuan Komunitas Astronomi Amerika Serikat di Boston. Penemuan baru itu lantas diberi nama Kepler 10c.

Planet tersebut memiliki rentang diameter sekitar 29.000 kilometer atau kira-kira 2,3 kali lipat lebih besar ketimbang Bumi. “Kami sangat terkejut ketika menyadari apa yang kami telah temukan,” kata Astronom Xavier Dumusque dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics.

PELAJARI:  Apa itu Emfisema?

Asumsi Premature Soal Massa Planet Batu

Hingga kini ilmuwan tidak berasumsi planet batu bisa tumbuh sedemikian besar. Pasalnya gaya gravitasi yang muncul pada planet batu bermassa besar diyakini akan menyedot gas hidrogen dan mengubahnya menjadi raksasa gas, seperti Jupiter.

“ini adalah Godzila-nya planet-planet serupa bumi!” kata Direktur Harvard Origins of Life Initiative, DImitar Sasselov. “Tapi berbeda dengan monster di film, Kepler 10c memiliki implikasi positif terhadap kehidupan.”

Misi Kepler milik Nasa yang bertugas memburu kehidupan asing di antariksa cuma bisa menemukan dan mengklasifikasikan planet melalui jumlah transit di depan bintang induknya. Betapapun canggihnya, teleskop luar angkasa itu tidak bisa mengungkap apakah sebuah planet terbuat dari batuan atau gas.

Apa yang mengucilkan Kepler 10c dari kategori Bumi Super dan mini Neptun adalah temuan teleskop khusus di Kepulauan Canaria yang mampu mengukur massanya. “Kepler 10c tidak kehilangan atmosfernya. Jadi ia punya massa yang cukup untuk mempertahankan keutuhan atmosfernya,” kata Dumusque.

PELAJARI:  Nama Satelit pada Bumi

Terbentuk 11 Juta Tahun Silam

Karena Kepler 10c lebih padat dari yang diduga sebelumnya, planet itu akan mendapat kategori baru. Sementara planet-planet serupa bumi lain akan dikategorikan berdasarkan karakter Kepler 10c.

Kendati begitu Kepler 10c diyakini tidak dapat menampung kehidupan. Ia memutari bintang induknya setiap 45 hari. Artinya planet raksasa tersebut berjarak terlalu dekat dan sebab itu memiliki suhu yang terlalu panas.

Bintang Kepler 10 menaungi beberapa planet neraka. Selain 10c, bintang yang terbentuk 3 juta tahun setelah Dentuman Dahsyat itu juga dikelilingi Kepler 10b, planet berlumur lava yang berputar cepat dan cuma butuh waktu 20 jam untuk mengitari bintang induknya.

“Menemukan Kepler 10c berarti bahwa planet batu bisa terbentuk lebih dini dari yang kami kira. Dan jika anda bisa membat batu, anda bisa menampung kehidupan,” kata Sasselov.