Cekungan Sumatera Selatan

ASTALOG.COM – Cekungan (basin) merupakan suatu daerah yang luas yang terjadi dari batuan sedimen dan karena konfigurasinya diperkirakan merupakan tempat tampungan minyak. Di Indonesia sendiri, terdapat sekitar 60 cekungan, dimana di antaranya ada sekitar 22 cekungan yang telah dieksplorasi secara ekstensif, dan sekitar 14 cekungan produktif yang menghasilkan minyak dan gas bumi. Salah satu dari cekungan yang produktif itu adalah Cekungan Sumatera Selatan.

Cekungan Sumatera Selatan merupakan cekungan busur belakang (Back Arc Basin) yang terbentuk sebagai suatu hasil dari kegiatan tektonik yang berkaitan dengan penunjaman akibat interaksi antara lempeng Hindia – Australia dengan lempeng mikro Sunda. Cekungan ini terdiri dari sedimen tersier yang terletak tidak selaras di atas permukaan metamorfik dan batuan beku dari masa pra tersier. Cekungan Sumatera Selatan dibagi menjadi 4 sub cekungan, yaitu:

  1. Sub Cekungan Jambi
  2. Sub Cekungan Palembang Utara
  3. Sub Cekungan Palembang Selatan
  4. Sub Cekungan Palembang Tengah
PELAJARI:  Contoh Hewan Coelenterata
 

KERANGKA TEKTONIK REGIONAL CEKUNGAN SUMATERA SELATAN

Cekungan Sumatera Selatan terletak memanjang dengan arah NW-SE di bagian Selatan Pulau Sumatera. Luas cekungan ini sekitar 85.670 Km2 dan terdiri atas 2 sub cekungan, yaitu:

  1. Sub cekungan Jambi yang berarah NE-SW
  2. Sub cekungan Palembang yang berarah NNW-SSE
 

Dimana diantara keduanya dipisahkan oleh sesar normal NE-SW. Cekungan Sumatera Selatan berbentuk tidak simetris; dengan batas-batasnya:

  • Di bagian Barat dibatasi oleh Pegunungan Barisan
  • Di bagian Utara dibatasi oleh Pegunungan 30 dan Pegunungan 12
  • Di bagian Timur dibatasi oleh pulau-pulau Bangka-Belitung
  • Di bagian Selatan dibatasi oleh Tinggian Lampung

Cekungan Sumatera Selatan merupakan cekungan yang luas. Perbedaan relief pada batuan dasar disebabkan oleh pematahan batuan dasar dalam bongkah-bongkah sehingga menghasilkan bentukan peninggian dan depresi batuan dasar. Relief yang tidak rata serta reaktifasi dari sesar bongkah tersebut mengontrol sedimentasi dan perlipatan lapisan tersier yang ada pada cekungan ini.

PELAJARI:  Mengapa Tumbuhan Lumut Disebut Sebagai Vegetasi Perintis?

STRUKTUR GEOLOGI CEKUNGAN SUMATERA SELATAN

Cekungan Sumatera Selatan terbentuk sejak akhir masa pra tersier sampai awal tersier. Orogenesa pada akhir masa Kapur-Eosen telah membagi cekungan Sumatra Selatan menjadi 4 sub cekungan, dimana pola struktur di cekungan Sumatera Selatan merupakan hasil dari 4 periode tektonik utama, yaitu:

1) Upper Jurassic – Lower Cretaceous

Rezim tektonik yang terjadi adalah rezim tektonik kompresi, dimana intrusi, magmatisme, dan proses metamorfosa pembentuk batuan dasar masih berlangsung. Tegasan utama pada periode ini berarah pada N 0300 W ( WNW-ESE) yang mengakibatkan terbentuknya Sesar Lematang yang berarah N0600 E.

2) Late Cretaceous – Oligocene

Fase yang berkembang pada periode ini adalah rezim tektonik regangan/tarikan, dimana tegasan utamanya berarah N-S. Struktur geologi yang terbentuk adalah sesar-sesar normal dan pematahan bongkah batuan dasar yang menghasilkan bentukan horst (tinggian), graben (depresi) dan half graben. Periode ini merupakan awal terbentuknya Cekungan Sumatera Selatan dan dimulainya pengendapan sedimen Formasi Lahat dan Talang Akar.

3) Oligocene – Pliocene Basin Fill

Fase tektonik yang terjadi pada daerah ini adalah fase tenang, tidak ada pergerakan pada dasar cekungan, dan sedimen yang terendapkan lebih dulu. Pengisian cekungan selama fase tenang berlangsung selama awal masa Oligosen-Pliosen. Sedimen yang mengisi cekungan selama fase tenang adalah Formasi Talang Akar, Formasi Baturaja, Formasi Gumai (Telisa), Formasi Lower Palembang (Air Benakat), Middle Palembang Muara Enim) dan Upper Palembang (Kasai).

4) Pliocene – Pleistocene Orogeny

Fase tektonik yang terjadi pada periode ini adalah fase kompresi, dimana sesar-sesar bongkah dasar cekungan mengalami reaktifasi yang mengakibatkan pengangkatan dan pembentukan antiklinorium utama di Cekungan sumaetra Selatan. Antiklinorium tersebut antara lain: Antiklinorium Muara enim, Antiklinorium Pendopo-Benakat, dan Antiklinorium Palembang.