Ciri-ciri Ekosistem Air Laut

ASTALOG.COM – Ekosistem air laut disebut juga ekosistem bahari yang merupakan ekosistem yang terdapat di perairan laut, dan terdiri atas ekosistem perairan dalam, ekosistem pantai pasir dangkal/bitarol, dan ekosistem pasang surut. Ekosistem air laut juga berperan penting bagi lingkungan di daratan. Dalam hal ini, sekitar 50% oksigen yang dihisap organisme di daratan berasal dari fitoplankton di lautan.

Habitat pantai (estuari, hutan bakau, dan sebagainya) merupakan kawasan paling produktif di bumi. Ekosistem terumbu karang menyediakan sumber makanan dan tempat berlindung bagi berbagai jenis organisme dengan keanekaragaman hayati tingkat tinggi di lautan. Selain itu, pada umumnya ekosistem air laut memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi sehingga diperkirakan memiliki ketahanan yang baik terhadap spesies invasif. Namun beberapa kasus yang melibatkan spesies invasif telah ditemukan dan mekanisme yang menentukan kesuksesan spesies invasif ini belum dipahami secara pasti.

PELAJARI:  Faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Ekosistem
 

CIRI-CIRI EKOSISTEM AIR LAUT

Ekosistem air laut memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut:

  1. Memiliki salinitas tinggi, semakin mendekati khatulistiwa semakin tinggi.
  2. NaCl mendominasi mineral ekosistem laut hingga mencapai 75%.
  3. Iklim dan cuaca tidak terlalu berpengaruh pada ekosistem laut.
  4. Memiliki variasi perbedaan suhu di permukaan dengan di kedalaman.
 

ZONA PEMBAGIAN EKOSISTEM AIR LAUT

A. Berdasarkan Jarak dari Pantai dan Kedalamannya

1) Zona Litoral (Ekosistem Perairan Dalam)

Komunitas ekosistem perairan dalam di Indonesia belum banyak diketahui secara pasti. Hal ini dikarenakan belum dikuasainya perangkat teknologi untuk meneliti hingga mencapai perairan dalam, tetapi secara umum keanekaragaman komunitas kehidupan yang ada pada perairan dalam tersebut tidaklah setinggi ekosistem di tempat lain. Komunitas yang ada hanya pada konsumen dan pengurai, dan tidak terdapat produsen karena pada daerah ini cahaya Matahari tidak dapat tembus.

PELAJARI:  Provinsi Termuda di Indonesia

Makanan konsumen berasal dari plankton yang mengendap dan vektor yang telah mati. Jadi, di dalam laut ini terjadi peristiwa makan dan dimakan. Hewan-hewan yang hidup di perairan dalam warnanya gelap dan mempunyai mata yang indah yang peka dan mengeluarkan cahaya. Daur mineralnya terjadi karena gerakan air dalam pantai ke tengah laut pada lapis atas. Perpindahan air ini digantikan oleh air dari daerah yang terkena cahaya, sehingga terjadi perpindahan air dari lapis bawah ke atas.

2) Zona Neritik (Ekosistem Pantai Pasir Dangkal)

Komunitas ekosistem pantai pasir dangkal terletak di sepanjang pantai pada saat air pasang. Luas wilayahnya mencakup pesisir terbuka yang tidak terpengaruh sungai besar atau terletak di antara dinding batu yang terjal/curam. Komunitas di dalamnya umumnya didominasi oleh berbagai jenis tumbuhan ganggang dan atau rerumputan.

PELAJARI:  Sumber Daya Alam Non Hayati

3) Zona Oceanic

Zona oceanic merupakan wilayah ekosistem laut lepas yang kedalamannya tidak dapat ditembus cahaya Matahari sampai ke dasar, sehingga bagian dasarnya paling gelap. Akibatnya, bagian air di permukaan tidak dapat bercampur dengan air di bawahnya karena ada perbedaan suhu. Batas dari kedua lapisan air itu disebut daerah Termoklin, yaitu suatu daerah yang banyak ikannya.

B. Berdasarkan Intensitas Cahaya Matahari yang Menembus Air

  1. Zona Fotik merupakan daerah yang dapat ditembus cahaya matahari, kedalaman air kurang dari 200 meter. Organisme yang mampu berfotosintesis banyak terdapat di zona fotik.
  2. Zona Twilight merupakan daerah dengan kedalaman air antara 200 – 2.000 meter. Cahaya matahari remang-remang sehingga tidak efektif untuk fotosintesis.
  3. Zona Afotik merupakan daerah yang tidak dapat ditembus cahaya matahari sehingga selalu gelap. Kedalaman air lebih dari 2.000 meter.