Ciri-ciri Tanaman Jagung yang Dibudidayakan

ASTALOG.COM – Sebagai salah satu tanaman musiman, budidaya jagung biasanya menyelesaikan satu daur hidupnya dalam kurun waktu sekitar 80 – 150 hari. Istilah “seumur jagung” biasanya menggambarkan usia rata-rata jagung yang berkisar 3 sampai empat bulan. Sekitar paruh pertama dari daur hidupnya merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap reproduktif. Sebagian jagung merupakan tanaman hari pendek yang pembungaannya terjadi jika mendapat penyinaran di bawah panjang penyinaran matahari tertentu, biasanya sekitar 12,5 jam.

CIRI-CIRI TANAMAN JAGUNG YANG DIBUDIDAYAKAN

  1. Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Rata-rata dalam budidaya bisa mencapai sekitar 2,0 – 2,5 m, meskipun ada kultivar yang dapat mencapai tinggi sekitar 12 m pada lingkungan tumbuh tertentu. Tinggi tanaman jagung biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum rangkaian bunga jantan. Tangkai batang jagung beruas-ruas dengan tiap ruas kira-kira sekitar 20 cm.
  2. Dari buku melekatlah pelepah daun yang memeluk tangkai batang. Daun jagung tidak memiliki tangkai. Helai daun biasanya memiliki lebar sekitar 9 cm dan panjang mencapai sekitar 120 cm.
  3. Sebagai anggota tumbuhan monokotil, jagung memiliki akar serabut yang dapat mencapai kedalaman hingga 80 cm meskipun sebagian besar berada pada kisaran 20 cm. Tanaman yang sudah cukup dewasa akan memunculkan akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman.
  4. Batang jagung tegak dan mudah terlihat. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk roset. Batangnya beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung zat kayu (lignin).
  5. Daun jagung merupakan daun sempurna, memiliki pelepah, tangkai, dan helai daun. Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan tangkai daun terdapat lidah-lidah (ligula). Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun.
  6. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stoma pada daun jagung berbentuk halter. Setiap stoma dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam respon tanaman dalam menanggapi defisit air pada sel-sel daun. Jika tanaman mengalami kekeringan, sel-sel kipas akan mengerut, menutup lubang stomata, dan membuat daun melipat ke bawah sehingga mengurangi transpirasi.
  7. Susunan bunga jagung adalah diklin, yaitu memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah dalam satu tanaman (berumah satu atau monoecious).
  8. Bunga jagung tersusun majemuk, di mana bunga jantan tersusun dalam bentuk malai, sedangkan betina dalam bentuk tongkol. Pada jagung, kuntum bunga (floret) tersusun berpasangan yang dibatasi oleh sepasang glumae.
  9. Rangkaian bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, di mana serbuk sarinya berwarna kuning dan beraroma wangi yang khas. Sementara itu, bunga betina tersusun dalam tongkol, di mana tangkai tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun.
  10. Pada umumnya, satu tanaman jagung hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif yang memiliki puluhan sampai ratusan bunga betina. Beberapa kultivar unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai jagung prolifik. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada bunga betinanya (protandri).