Proses Metamorfosis Serangga

ASTALOG.COM – Serangga yang termasuk golongan insekta merupakan jenis hewan yang termasuk dalam salah satu kelas avertebrata dalam filum arthropoda. Serangga termasuk salah satu kelompok hewan yang paling beragam, mencakup lebih dari 1 juta spesies dan menggambarkan lebih dari setengah organisme hidup yang telah diketahui. Jumlah spesies yang masih ada diperkirakan antara 6 hingga 10 juta dan berpotensi mewakili lebih dari 90% bentuk kehidupan hewan yang berbeda-beda di bumi. Serangga dapat ditemukan di hampir semua lingkungan, meskipun hanya sejumlah kecil yang hidup di lautan.

CIRI-CIRI UMUM SERANGGA

  1. Memiliki exoskeleton berkitin
  2. Tubuhnya terbagi atas 3 bagian, yaitu kepala, thorax, dan abdomen
  3. Memiliki 3 pasang kaki yang pangkalnya menyatu
  4. Memiliki mata yang majemuk
  5. Memiliki sepasang antena
  6. Memiliki tekstur tubuh yang lunak beruas seperti cacing
  7. Bentuk serangga yang pra-dewasa biasanya menyerupai moyangnya
PELAJARI:  Apa yang Terjadi Jika Gendang Telinga Pecah?
 

PROSES METAMORFOSIS SERANGGA

Metamorfosis adalah suatu proses perkembangan biologi pada hewan yang melibatkan perubahan penampilan fisik dan/atau struktur setelah kelahiran atau penetasan. Perubahan fisik itu terjadi akibat pertumbuhan sel dan diferensiasi sel yang secara radikal berbeda. Serangga merupakan salah satu hewan yang mengalami metamorfosis, di mana metamorfosis biasanya terjadi pada fase berbeda-beda, dimulai dari larva atau nimfa, kadang-kadang melewati fase pupa, dan berakhir sebagai imago dewasa.

 

Hewan ini juga merupakan contoh klasik metamorfosis, di mana setiap serangga mengalami proses perubahan bentuk dari telur hingga ke bentuk dewasa yang siap melakukan reproduksi. Pergantian tahap bentuk tubuh ini seringkali sangat dramatis. Di dalam tiap tahap juga terjadi proses “pergantian kulit” yang biasa disebut proses pelungsungan. Tahap-tahap ini disebut instar. Ordo-ordo serangga seringkali dicirikan oleh tipe metamorfosisnya. Ada 2 macam metamorfosis utama pada serangga, yaitu:

PELAJARI:  Karakteristik Angin Muson Barat dan Timur di Indonesia

1) Hemimetabola

Fase spesies yang belum dewasa pada metamorfosis biasanya disebut larva/nimfa. Tapi pada metamorfosis kompleks pada kebanyakan spesies serangga, hanya fase pertama yang disebut larva/nimfa. Pada hemimetabola, perkembangan nimfa berlangsung pada fase pertumbuhan berulang dan ekdisis (pergantian kulit), di mana fase ini disebut instar. Hemimetabola juga dikenal dengan metamorfosis tidak sempurna. Lama serangga menghabiskan waktunya pada fase dewasa atau pada fase remajanya tergantung pada spesies serangga itu. Misalnya serangga jenis mayfly yang hanya hidup pada fase dewasa hanya satu hari, juga serangga jenis cicada yang fase remajanya hidup di bawah tanah selama 13 hingga 17 tahun.

2) Holometabola

Pada holometabola, larva sangat berbeda dengan dewasanya. Serangga yang melakukan holometabola melalui fase larva, kemudian memasuki fase tidak aktif yang disebut pupa atau chrysalis, dan akhirnya menjadi dewasa (imago). Holometabola juga dikenal dengan metamorfosis sempurna. Sementara itu di dalam pupa, serangga akan mengeluarkan cairan pencernaan, untuk menghancurkan tubuh larva, menyisakan sebagian sel saja. Sebagian sel itu kemudian akan tumbuh menjadi dewasa menggunakan nutrisi dari hancuran tubuh larva. Proses kematian sel disebut histolisis, dan pertumbuhan sel lagi disebut histogenesis.

PELAJARI:  Teknik Seni Ukir di Nusantara