Perkembangan Seni Patung di Eropa

ASTALOG.COM – Seni patung atau seni pahat merupakan cabang seni rupa yang hasil karyanya berwujud 3 dimensi. Hasil karya ini biasanya diciptakan dengan cara memahat, modeling (misalnya dengan bahan tanah liat) atau kasting (dengan cetakan). Seiring dengan perkembangan seni patung modern, maka karya-karya seni patung menjadi semakin beragam, baik bentuk maupun bahan dan teknik yang digunakan, sejalan dengan perkembangan teknologi serta penemuan bahan-bahan baru.

PERKEMBANGAN SENI PATUNG DI EROPA

 

1) Periode Romawi Yunani Klasik

Seni patung klasik Eropa merujuk pada seni patung dari zaman Yunani Kuno, Romawi kuno serta peradaban Helenisasi dan Romanisasi atau pengaruh peradaban itu dari sekitar tahun 500 SM sampai dengan kejatuhan Roma pada tahun 476 AD. Istilah patung klasik juga dipakai untuk patung modern yang dibuat dengan gaya klasik. Patung-patung klasik Eropa memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  1. Figur badan penuh, yaitu berupa laki-laki muda atletis atau wanita telanjang.
  2. Portrait, yaitu menunjukkan tanda-tanda usia atau karakter yang kuat.
  3. Memakai kostum serta atribut dewa-dewi klasik
  4. Peduli dengan naturalisme didasari dengan observasi, seringkali memakai model sungguhan.
PELAJARI:  Tuliskan Pokok-Pokok Masalah Ekonomi Modern
 

Bentuk patung telanjang biasanya diterima secara luas oleh masyarakat karena didasari pada lamanya tradisi yang mendukungnya. Tapi adakalanya, ada beberapa pihak yang keberatan dengan tema patung ini, dan biasanya dari kalangan fundamentalis moral dan religius.

2) Periode Gothik

Mata rantai yang menghubungkan seni, dalam hal ini adalah arsitektur Eropa zaman pertengahan (Gothik) dengan seni arsitektur Romawi disebut dengan periode Romanesque. Karya seni patung Gothik awal adalah dari pengaruh agama Kristen, serta lahir dari dinding gereja dan biara. Contoh:

  • Patung yang terdapat di Chartres Cathedral (sekitar tahun 1145) di Perancis yang merupakan karya patung awal zaman Gothik.
  • Patung yang terdapat di Cathedral Bamberg (sekitar tahun 1225) di Jerman.
PELAJARI:  Apa Faktor Penyebab Perang Dingin?

3) Periode Renaissance

Pada periode renaissance, seni patung juga turut dihidupkan kembali, bahkan dalam beberapa kasus lebih dulu dibandingkan dengan karya seni lain. Salah satu tokoh penting dalam masa ini adalah:

  • Donatello dengan karya patung perunggunya, David. Ini merupakan karya patung awal periode Renaissance.
  • Michelangelo yang selain membuat patung David, juga membuat Pieta. Patung David dari Michelangelo merupakan satu contoh gaya kontraposto dalam menggambarkan figur manusia.

4) Periode Modernisasi

Auguste Rodin merupakan salah satu pematung Eropa terkenal dari awal abad 20. Ia seringkali disebut sebagai seniman patung Impresionis. Seni patung modern klasik kurang berminat pada naturalisme, detail anatomi atau kostum, dan lebih tertarik pada stilisasi bentuk, demikian juga pada irama volume dan ruang. Seiring dengan perkembangan waktu, gaya seni patung modern klasik kemudian diadopsi oleh 2 penguasa totalitarian Eropa, yaitu Nazi Jerman dan Uni Soviet.

PELAJARI:  Aksi Yang Dilakukan PKI Di Yogyakarta

Sementara itu, di kawasan Eropa lain, gaya ini berubah menjadi bersifat:

  • Dekoratif (art deco) dengan tokohnya: Paul Manship dan Carl Milles
  • Stilisasi abstrak dengan tokohnya: Henry Moore dan Alberto Giacometti
  • Ekspresif, yaitu satu gerakan modernis dalam karya seni patung yang menghasilkan karya Kubisme, Futurisme, Minimalisme, Instalasi, dan Pop art.

5) Periode Kontemporer

Di zaman sekarang, di mana seni kontemporer mulai berkembang pesat, patung bisa menjadi semacam ‘seni pertunjukan‘. Misalnya di beberapa tempat seperti Tiongkok, Jepang, Kanada, Swedia, dan Rusia diadakan festival patung es yang diselenggarakan secara berkala. Istilah patung kinetik dipakai untuk patung yang dirancang untuk bisa bergerak. Beberapa seniman yang membuat karya patung kinetik adalah Marcel Duchamp, Alexander Calder, George Rickey, dan Andy Warhol.