Sejarah Klasifikasi Protista

ASTALOG.COM – Protista termasuk mikroorganisme eukariota yang bukan hewan, tumbuhan, ataupun jamur. Organisme dalam Protista tidak memiliki kesamaan, kecuali pengelompokannya yang mudah, baik yang bersel satu atau bersel banyak tanpa memiliki jaringan. Protista hidup di hampir semua lingkungan yang mengandung air. Banyak protista, seperti algae adalah fotosintetik dan produsen primer vital dalam ekosistem, khususnya di laut sebagai bagian dari plankton. Protista lain, seperti Kinetoplastid dan Apicomplexa adalah penyakit berbahaya bagi manusia, seperti malaria dan tripanosomiasis.

Perlu diketahui bahwa Protista telah diklasifikasikan secara tradisional untuk pertama kalinya oleh Ernst Haeckel. Secara tradisional, Protista digolongkan menjadi beberapa kelompok berdasarkan kesamaannya dengan kerajaan yang lebih tinggi, meliputi:

  • Protozoa yang menyerupai hewan bersel satu
  • Protophyta yang menyerupai tumbuhan (mayoritas algae bersel satu)
  • Jamur lendir dan jamur air yang menyerupai jamur
PELAJARI:  Kandungan Urine yang Berwarna Kuning
 

Selain itu, dulunya bakteri juga dianggap sebagai Protista dalam sistem 3 kerajaan (Animalia, Plantae termasuk jamur, dan Protista). Namun kemudian bakteri dipisah dari Protista setelah diketahui bahwa bakteri termasuk mikroorganisme prokariotik.

SEJARAH KLASIFIKASI PROTISTA

  • Tahun 1830an: Protista pertama kali diusulkan untuk dipisah dari makhluk hidup lain, oleh pakar biologi Jerman, Georg A. Goldfuss yang memperkenalkan istilah Protozoa yang meliputi Ciliata dan Coral.
  • Tahun 1845: penganut Goldfuss mengembangkannya agar meliputi semua hewan bersel satu seperti Foraminifera dan Amoeba.
  • Awal 1860an: istilah Protoctista sebagai kategori klasifikasi pertama kali diusulkan oleh John Hogg, yang menganggap protista harus juga meliputi apa yang dia sebut dengan hewan dan tumbuhan primitif bersel satu. Ia mendefinisikan Protoctista sebagai kingdom ke-4 setelah tumbuhan, hewan, dan mineral. Namun kemudian, Ernst Haeckel membuang kingdom mineral, dan yang tersisa hanya tumbuhan, hewan, dan Protista saja.
  • Tahun 1938: Herbert Copeland menghidupkan lagi klasifikasi Hogg. Menurutnya, “Protoctista” secara harfiah berarti “makhluk hidup pertama“. Ia menyanggah istilah Haeckel, yaitu Protista karena meliputi mikroba tak berinti sel seperti bakteri, sementara istilah Protoctista tidak meliputinya. Sebaliknya, Protoctista meliputi eukariota berinti sel seperti diatom, alga hijau, dan fungi. Perombakan besar yang dilakukan oleh Copeland ini kemudian menjadi dasar dari klasifikasi Whittaker yang hanya membagi Protoctista menjadi Protista dan Fungi. Kingdom Protista ini kemudian berfungsi sebagai pembeda antara prokariota yang dimasukkan ke dalam kingdom Monera, dan mikroorganisme eukariotik yang dimasukkan sebagai Protista dalam definisi Whittaker.
 

Sistem 5 kingdom bertahan hingga ditemukannya filogenetik molekular di akhir abad ke-20, karena ternyata Protista dan Monera tidak ada hubungannya (bukan kelompok monofiletik). Kemudian di tahun 2004, Cavalier-Smith menetapkan Sistem 6 kingdom berdasarkan molekuler, ultrastruktur, dan palaeontologikal.

PELAJARI:  Sebutkan 4 Ciri Terjadi Reaksi Kimia