Nama Satelit pada Bumi

ASTALOG.COM – Planet Bumi yang didiami oleh manusia, hewan, dan tumbuhan ini ternyata hanya memiliki 1 satelit, yaitu Bulan. Yaa, bulan yang sering dilihat di malam hari dengan bentuknya yang bulat dan warnanya yang putih terang dan kekuningan merupakan satu-satunya satelit yang dimiliki planet  Bumi yang kita tinggali ini. Bulan merupakan satelit alami terbesar di Tata Surya menurut ukuran planet yang diorbitnya, dengan kisaran diameter 27%, kepadatan 60%, dan massa 1⁄81 (1.23%) dari Bumi. Di antara satelit alami lainnya, Bulan adalah satelit terpadat kedua setelah satelit Yupiter, Io.

Bulan berada pada rotasi sinkron dengan Bumi, yang selalu memperlihatkan sisi yang sama pada Bumi. Bulan adalah benda langit yang paling terang setelah Matahari. Meskipun Bulan tampak sangat putih dan terang, permukaan Bulan sebenarnya gelap, dengan tingkat kecerahan yang sedikit lebih tinggi dari aspal cair yang berwarna pekat. Jarak orbit Bulan dari Bumi saat ini adalah sekitar 30 kali dari diameter Bumi, yang menyebabkan ukuran Bulan yang muncul di langit hampir sama besar dengan ukuran Matahari, sehingga memungkinkan Bulan untuk menutupi Matahari dan mengakibatkan terjadinya gerhana matahari total.

PELAJARI:  Bioteknologi Transgenik
 

Di masa lalu, Bulan yang diperkirakan terbentuk tak lama setelah pembentukan Bumi atau sekitar 4,5 milyar tahun lalu, memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Posisinya yang menonjol di langit dan fasenya yang teratur telah mempengaruhi banyak kehidupan sosial budaya suatu kelompok masyarat, termasuk bahasa, penanggalan, seni, dan mitologi. Pengaruh gravitasi Bulan jug telah menyebabkan terjadinya pasang surut di lautan dan pemanjangan waktu pada hari di Bumi.

KARAKTERISTIK FISIK BULAN

 

1) Struktur Dalam

Bulan memiliki komposisi kerak, mantel, dan inti yang berbeda dengan benda langit lainnya. Bulan kaya akan besi padat di bagian inti dalam dengan radius sekitar 240 km, dan fluida di bagian inti luar, terutama yang terbuat dari besi cair dengan radius sekitar 300 km. Di sekitar bagian inti Bulan terdapat lapisan pembatas berbentuk cair dengan radius sekitar 500 km.  Struktur ini diperkirakan terbentuk akibat kristalisasi fraksional pada lautan magma sesaat setelah pembentukan Bulan 4,5 miliar tahun yang lalu.

PELAJARI:  Mineral untuk Kesehatan Gigi

2) Topografi

Topografi Bulan telah diukur dengan menggunakan metode altimetri laser dan analisis gambar stereo. Bentuk topografi yang paling jelas terlihat adalah basin Kutub Selatan Aitken di sisi jauh, dengan diameter sekitar sekitar 2.240 km, yang merupakan kawah terbesar di Bulan serta kawah terbesar yang pernah ditemukan di Tata Surya. Lalu, titik terendah pada permukaan Bulan berada pada kedalaman sekitar 13 km. Sedangkan titik tertinggi terdapat di bagian timur laut yang diduga mengalami penebalan akibat pembentukan basin Kutub Selatan Aitken.

3) Dataran

Dataran Bulan yang berwarna gelap dan bisa diamati dengan mata telanjang disebut dengan Mare. Dataran ini berupa kolam besar yang terbentuk dari lava basal. Meskipun serupa dengan basal kebumian, basal mare memiliki kandungan besi yang lebih tinggi dan kandungan mineral yang kurang. Sebagian besar lava ini meletus atau mengalir melalui proses yang bersamaan dengan pembentukan kawah tubrukan.

PELAJARI:  Perubahan Penampakan Bumi dan Benda Langit

Dataran lain yang berwarna lebih terang pada Bulan disebut dengan Terrae atau dataran tinggi yang lebih tinggi dari kebanyakan Mare. Berdasarkan penanggalan radiometri, dataran tinggi Bulan terbentuk sekitar 4,4 miliar tahun yang lalu, dan diduga merupakan kumulasi plagioklas dari lautan magma Bulan.  Berbeda dengan Bumi, tak ada gunung di Bulan yang terbentuk akibat peristiwa tektonik.

4) Kawah Tubrukan

Proses geologi lainnya yang mempengaruhi bentuk permukaan Bulan adalah kawah tubrukan, yaitu ketika kawah-kawah terbentuk akibat tubrukan antara asteroid dan komet dengan pemukaan Bulan. Diperkirakan terdapat sekitar 300.000 kawah dengan luas lebih dari 1 km di sisi dekat Bulan.

5) Air

Air tidak bisa bertahan di permukaan Bulan karena saat terkena radiasi Matahari, air dengan cepat akan terurai melalui proses yang dikenal dengan fotodisosiasi dan lenyap ke luar angkasa.