Metode Presipitasi

ASTALOG.COM – Presipitasi adalah curah hujan atau turunnya air dari atmosfer ke permukaan bumi dan laut, yang mana dalam bentuk yang berbeda, yaitu curah hujan di daerah tropis dan curah hujan serta salju dan di daerah beriklim sedang.

Presipitasi adalah faktor utama yang mengendalikan berlangsungnya daur hidrologi dalam suatu wilayah (merupakan elemen utama yang perlu diketahui mendasari pemahaman tentang kelembaban tanah, proses peresapan air tanah, dan debit aliran).

 

Ingin tahu lebih banyak tentang presipitasi? Baca terus pembahasan berikut.

Apa itu Presipitasi?

 

Presipitasi merupakan peristiwa jatuhnya cairan (dapat berbentuk cair atau beku) dari atmosphere ke permukaan bumi.
a. Presipitasi cair dapat berupa hujan dan embun
b. Presipitasi beku dapat berupa salju dan hujan es.
— Semua bentuk hasil kondensasi uap air yang terkandung di atmosfer.
— Kondensasi

Ketika uap air mengembang, mendingin dan kemudian berkondensasi, biasanya pada partikel-partikel debu kecil di udara. Ketika kondensasi terjadi uap air dapat berubah menjadi cair kembali atau langsung berubah menjadi padat (es, salju, hujan batu (hail)). Partikel-partikel air ini kemudian berkumpul dan membentuk awan.

Proses terjadinya :
— Penguapan air dari tubuh air permukaan maupun vegetasi akibat sinar matahari atau suhu yang tinggi.
— Pergerakan uap air di atmosfer akibat perbedaan tekanan uap air.
— Uap air bergerak dari tekanan uap air besar ke kecil.
— Pada ketinggian tertentu uap air akan mengalami penjenuhan, jika diikuti dengan kondensasi maka uap air akan berubah menjadi butiran-butiran hujan.

PELAJARI:  Hidrolisis Adalah?

Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya presipitasi diantara lain berupa :
• Adanya uap air di atmosphere
• Faktor-faktor meteorologis
• Lokasi daerah
• Adanya rintangan misal adanya gunung.

Udara di atmosfer akan mengalami proses pendinginan melalui beberapa cara umumnya adalah akibat pertemuan antara dua massa udara dengan suhu yang berbeda atau oleh sentuhan udara dengan obyek dingin.
Awan merupakan indikasi awal terjadinya presipitasi tetapi awan tidak otomatis menandakan akan adanya hujan.

Mekanisme berlangsungnya hujan melibatkan tiga faktor utama :
— Kenaikan massa uap air ke tempat yang lebih tinggi sampai saatnya atmosfer menjadi jenuh.
— Terjadinya kondensasi atas partikel-partikel uap air di atmosfer.
— Partikel uap air tersebut bertambah besar sejalan dengan waktu, selanjutnya jatuh ke bumi dan permukaan laut (sebagai hujan) karena faktor gravitasi.

Metode Presipitasi

Metode presipitasi (pengendapan) merupakan salah satu metode pengolahan limbah yang banyak digunakan untuk memisahkan logam berat dari limbah cair. Dalam metode presipitasi kimia dilakukan penambahan sejumlah zat kimia tertentu untuk mengubah senyawa yang mudah larut ke bentuk padatan yang tak larut (Metcalf, 1991; Long , 1995).

PELAJARI:  Apa yang Dimaksud Kebutuhan Primer?

Tiap-tiap logam memiliki karakteristik pH optimum presipitasi tersendiri, yaitu pH pada saat logam tersebut memiliki kelarutan minimum (Eckenfelder, 1989 ; Keenan, 1991). Oleh karena itu pada limbah yang mengandung beragam logam presipitasi dilakukan secara bertahap, yaitu dengan melakukan perubahan pH pada tiap tahapannya sehingga logam-logam tersebut dapat mengendap secara bertahap (Demopoulos, 1997).

Selain digunakan untuk mengolah limbah industri cair, metode presipitasi juga dapat digunakan dalam pengolahan kesadahan pada air. Kesadahan adalah keadaan dimana suatu perairan mengandung ion – ion Ca2+ dan Mg2+. Air yang sadah perlu diolah sebelum dikonsumsi, Pengolahannya adalah dengan cara softening (penyabunan) yang terdiri dari 2 macam jenis yaitu pertukaran ion dan presipitasi.

Air bawah tanah (groundwater) pada umumnya lebih sadah daripada air permukaan tanah. Kesadahan yang tinggi dapat ditemukan di daerah yang keadaan geografisnya adalah batuan berkapur contohnya di daerah Gunung Kidul, Yogyakarta. Hal ini disebabkan CO2 yang ada didalam tanah akan melarutkan batu kapur tersebut dan batu kapur tersebut akan menguraikan ion kalsium (Ca2+).

PELAJARI:  Landasan Hukum Impeachment di Indonesia

Proses Presipitasi

Dilansir dari Wikipedia, dalam meteorologi, presipitasi (juga dikenal sebagai satu kelas dalam hidrometeor, yang merupakan fenomena atmosferik) adalah setiap produk dari kondensasi uap air di atmosfer. Ia terjadi ketika atmosfer (yang merupakan suatu larutan gas raksasa) menjadi jenuh dan air kemudian terkondensasi dan keluar dari larutan tersebut (terpresipitasi). Udara menjadi jenuh melalui dua proses, pendinginan atau penambahan uap air.

Presipitasi yang mencapai permukaan bumi dapat menjadi beberapa bentuk, termasuk diantaranya hujan, hujan beku, hujan rintik, salju, sleet, and hujan es. Virga adalah presipitasi yang pada mulanya jatuh ke bumi tetapi menguap sebelum mencapai permukaannya.

Presipitasi adalah salah satu komponen utama dalam siklus air, dan merupakan sumber utama air tawar di planet ini. Diperkirakan sekitar 505.000 km³ air jatuh sebagai presipitasi setiap tahunnya, 398,000 km³ diantaranya jatuh di lautan.[2] Bila didasarkan pada luasan permukaan Bumi, presipitasi tahunan global adalah sekitar 1 m, dan presipitasi tahunan rata-rata di atas lautan sekitar 1,1 m.

Presipitasi perlu diukur untuk mendapatkan data hujan yang sangat berguna bagi pernecanaan hidrologis, semisal perencanaan pembangunan bendung, dam, dan sebagainya.