Jelaskan Proses Penutupan Luka!

ASTALOG.COM – Penyembuhan luka merupakan proses yang kompleks namun sistematik. Dalam proses penyembuhan luka, dapat diamati tahapan-tahapan perbaikan sel kulit yang rusak menjadi seperti semula. Darah sangat berperan dalam proses penyembuhan luka, karena unsur penyusun darah dapat menghentikan pendarahan bila terjadi luka. Pada manusia normal, bila mengalami luka, maka darah yang keluar dari luka tersebut secara otomatis akan membeku. Keping darah atau trombosit, yang merupakan unsur penyusun darah, sangat berperan dalam proses pembekuan darah ini.

Ketika Terjadi Luka

Soewolo, dkk (2003) menjelaskan bahwa ketika terjadi luka, trombosit yang berada di tempat terjadinya luka mengeluarkan suatu zat berupa asam lemak yang kemudian beberapa asam lemak diubah menjadi thromboxane. Thromboxane dan protrombin bereaksi di dalam darah merangsang trombosit. Selanjutnya, enzim-enzim pembantu proses penyembuhan luka mengumpulkan protein yang dusebut fibrinigen. Dalam waktu singkat, terbentuklah benang-benang yang membentuk jaring pada tempat keluarnya darah.

PELAJARI:  Bagaimana Belajar Bahasa Inggris Agar Cepat Bisa?
 

Sementara itu, trombosit terperangkap dalam jaring yang di bentuk oleh benang fibrin dan mengumpul. Trombosit yang bereaksi dengan udara luar akan mengeras dan mengalami penandukan sehingga membentuk keropeng. Di bawah keropeng atau lapisan pelindung, sel-sel baru sedang dibentuk. Ketika luka telah sembuh dan sel-sel yang rusak telah selesai diperbaruhi, keropeng tersebut akan mengelupas dan jatuh.

Mekanisme Penyembuhan Luka

 

Adapun mekanisme penyembuhan luka adalah sebagai berikut:

• Luka mengeluarkan darah.
• Thromboxane dan protrombin bereaksi di dalam darah merangsang trombosit.
• Akibat reaksi kimia, terbentuklah jalinan benang-benang fibrin yang membentuk jaring lapisan pelindung.
• Trombosit terperangkap dalam jaring yang di bentuk oleh benang fibrin yang kemudian mengeras.
• Lapisan sel-sel paling atas akhirnya mati, dan mengalami penandukan sehingga membentuk keropeng.
• Di bawah keropeng, atau lapisan pelindung, sel-sel baru sedang dibentuk. Ketika sel-sel yang rusak telah selesai diperbaharui, keropeng tersebut akan mengelupas dan jatuh.

PELAJARI:  Wujud dan Komponen Kebudayaan

Darah harus membeku pada waktu dan tempat yang tepat, dan ketika keadaannya telah pulih seperti sedia kala tidak terjadi pendarahan lagi maka beberapa komponen penggumpal beku itu lenyap. Sistem ini bekerja sempurna secara otomatis.

– Jika terjadi pendarahan, pembekuan darah harus terbentuk segera untuk mencegah kematian akibat cairan darahnya habis.
– Darah beku harus menutupi keseluruhan luka, dan terlebih lagi penggumpalan hanya terbentuk tepat di bagian yang luka.

Komponen yang berperan dalam pembekuan darah diantaranya ialah:

– Trombocyt adalah bagian sel darah berupa keping-keping darah yang berperan dalam pembekuan darah. di dalam tubuh setiap CC mengandung 200 – 300 ribu butir trombocyt
– Bagian lain yang ikut berperan dalam pembekuan darah adalah protein darah yang ada di plasma darah yaitu Protrombin dan Fibrinogen selain vitamin K dan ion Calsium .
– Prosesnya sederhana rumusannya: TTP-TFF (Trombocyt-Trombokinase-Protrombin-Trombin-Fibrinogen-Fibrin)

PELAJARI:  Dasar Hukum Pelestarian Sumber Daya Alam

Dapat disimpulkan bahwa mekanisme pembekuan darah memiliki tingkatan:

– Jaringan yang luka atau keeping darah (trombosit) yang rusak akan menghasilkan tromboplastin atau (trombokinase) yang merupakan activator dari protombrin.
– Adanya trombokinase menyebabkan perubahan protombin menjadi enzim thrombin. Ion kalsium merupakan zat yang dianggap pemacu perubahan tersebut. Protombin adalah suatu protein plasma yang terdapat dalam plasma dengan konsentrasi 15 mg/100ml (dalam kondisi normal) Protombin berupa senyawa globulin dan selalu dibentuk dihati dengan bantuan vitamin K.
– Trombin bekerja sebagai enzim yang mengubah fibrinogen menjadi fibrin yang berupa benang – benang. Fibrinogen adalah protein yang terdapat dalam plasma dalam jumlah 10 -700 mg/ 100ml. sebagian besar fibrinogen dibentuk dalam hati. Dengan terbentuknya benang – benang fibrin yang bertautan mengakibatkan sel-sel darah merah dan plasma terjaring untuk membentuk bekuan itu sendiri.