Alga Merah Dapat di Olah Menjadi?

ASTALOG.COM – Alga merah adalah salah satu jenis alga yang memiliki habitat di laut. Jenis alga inilah yang sering disebut sebagai rumput laut, karena bentuknya yang menyerupai rumput. Tubuhnya berbentuk lembaran dan teridri dari banyak sel.

Warna merah pada jenis alga ini disebabkan oleh adanya pigmen fikoeritrin. Jenis alga merah diketahui teridir atas: Euchemma spinosum, Gelidium, Rhodymenia serta Scinata.
Jenis Euchemma spinosum banyak dijumpai didaerah dengan bersuhu dingin, serta menjadi bahan utama yang digunakan sebagai pembuat agar-agar.

 

Perkembangbiakan
Alga merah berkembangbiak secara vegetatif dan generatif. Perkembangbiakan vegetatif ganggang merah berlangsung dengan pembentukan spora haploid yang dihasilkan oleh sporangium atau talus ganggang yang diploid. Spora ini selanjutnya tumbuh menjadi ganggang jantan atau betina yang sel-selnya haploid.

Perkembangbiakan generatif ganggang merah dengan oogami, pembuahan sel kelamin betina (ovum) oleh sel kelamin jantan (spermatium). Alat perkembangbiakan jantan disebut spermatogonium yang menghasilkan spermatium yang tak berflagel. Sedangkan alat kelamin betina disebut karpogonium, yang menghasilkan ovum. Hasil pembuahan sel ovum oleh spermatium adalah zigot yang diploid. Selanjutnya, zigot itu akan tumbuh menjadi ganggang baru yang menghasilkan aplanospora dengan pembelahan meiosis. Spora haploid akan tumbuh menjadi ganggang penghasilgamet. Jadi pada ganggang merah terjadi pergiliran keturunan antara sporofit dan gametofit.

PELAJARI:  Energi yang Berasal dari Mahluk Hidup Disebut?
 

Ciri-ciri Alga Merah
Ada beberapa ciri dari alga merah, antara lain:

1. Kelompok alga ini sebagai penghuni laut, melekat pada dasar atau batu-batuan sampai beberapa puluh meter di atas permukaan laut. Beberapa spesies terdapat di air tawar.
2. Bersifat autotrof, tetapi ada yang heterotrof. Yang heterotrof tidak berkromatofora dan hidup sebagai parasit pada ganggang lain.
3. Pada umumnya struktur tubuhnya tersusun dari banyak sel berupa benang, lembaran atau menyerupai tanaman tingkat tinggi.
4. Hasil asimilasi berupa tepung floridae (mirip glikogen) dan floridosida (senyawa gliserin dan galaktosa) serta tetes minyak. Kadang terdapat pirenoid.
5. Mempuyai klorofil, figmen fikoeritrin (merah) dan fikosianin (biru)
6. Dinding sel alga merah terdiri atas selulosa (sebelah dalam) dan pektin berlendir (sebelah luar).
7. Banyak alga merah mempunyai nilai ekonomi yang penting sebagai bahan makanan, yaitu untuk di buat agar-agar.
8. Bentuk talus beranekaragam dengan jaringan tubuh yang belum bersifat parenkim tetapi hanya berupa plektenkim.

PELAJARI:  Mengapa Harus Dibentuk Lembaga Khusus Memeriksa Keuangan Negara?

Peranan Alga Merah
Alga merah jenis tertentu dapat menghasilkan agar yang dimanfaatkanantara lain sebagai bahan makanan dan kosmetik, misalnya Eucheuma spinosum.Di beberapa negara, misalnya Jepang, alga merah ditanam sebagai sumber makanan. Selain itu juga dipakai dalam industri agar, yaitu sebagai bahan yang dipakai untuk mengeraskan/memadatkan media pertumbuhan bakteri. Beberapa alga merah yang dikenal dengan sebutan alga koral menghasilkan kalsium karbonat didinding selnya. Kalsium karbonat ini sangat kuat dalam mengatasi terjangan ombak. Kelebihan ini menjadikan alga koral memiliki peran pentingdalam pembentukan terumbu karang.

Selain itu alga merah dapat menyediakan makanan dalam jumlah banyak bagi ikan dan hewan lain yang hidup di laut. Jenis ini juga menjadi bahan makanan bagi manusia misalnya Chondrus crispus (lumut Irlandia) dan beberapa genus Porphyra. Chondrus crispus dan Gigortina mamilosa menghasilkan karagen yang dimanfaatkan untuk penyamak kulit, bahan pembuat krem, dan obat pencuci rambut. Alga merah lain seperti Gracilaria lichenoides, Euchema spinosum, Gelidium dan Agardhiella dibudidayakan karena menghasilkan bahan serupa gelatin yang dikenal sebagai agar-agar. Gel ini digunakan oleh para peneliti sebagai medium biakan bakteri dan fase padat pada elektroforesis gel, untuk pengental dalam banyak makanan, perekat tekstil, sebagai obat pencahar (laksatif), atau sebagai makanan penutup.