Gangguan pada Sistem Otot Manusia

ASTALOG.COM – Otot adalah sebuah jaringan dalam tubuh manusia yang berfungsi sebagai alat gerak aktif yang menggerakkan tulang. Otot akan menyebabkan terjadinya pergerakan pada tubuh manusia maupun pergerakan dari organ dalam pada manusia. Dalam hal ini, otot pada manusia dapat dikelompokkan  menjadi 3 jenis, yaitu:

  1. Otot lurik, yaitu otot yang memiliki desain yang efektif untuk pergerakan yang spontan dan membutuhkan tenaga besar. Otot ini mudah lelah, yang disebabkan oleh penumpukan asam laktat pada sel-selnya. Pergerakan otot lurik berasal dari sinyal motorik yang berasal dari otak dan bersifat sadar (bukan refleks). Otot ini terdapat pada hampir keseluruhan tubuh bagian luar manusia dan hewan.
  2. Otot polos, yaitu otot yang ditemukan dalam organ pencernaan dan pembuluh darah, bekerja dengan pengaturan dari sistem saraf tak sadar atau saraf otonom. Otot polos dibentuk oleh sel-sel otot yang terbentuk dari gelendong dengan kedua ujung meruncing, serta mempunyai satu inti tunggal.
  3. Otot jantung, yaitu otot yang bekerja khusus untuk memompa darah pada jantung ini adalah jaringan otot yang sanggup berkontraksi secara terus-menerus tanpa henti. Pergerakannya tidak dipengaruhi sinyal saraf pusat. Otot jantung dapat dipengaruhi oleh interaksi saraf simpatetik atau parasimpatetik yang memperlambat atau mempercepat laju denyut jantung, namun tidak dapat mengontrolnya secara sadar.
PELAJARI:  Contoh Hubungan Simbiosis Komensalisme

Gangguan pada Sistem Otot Manusia

Otot membentuk 40% dari berat tubuh kita. Selain melakukan gerakan tubuh, sistem otot juga bertanggung jawab untuk pembangkit panas dan dalam menjaga kestabilan tubuh. Fungsi otot dikendalikan oleh sistem saraf. Namun seringkali terjadi gangguan pada sistem otot manusia. Gangguan-gangguan itu antara lain:

  1. Gangguan myological orofacial: gangguan ini akan mempengaruhi otot-otot sekitar wajah, rahang, bibir dan mulut. Ada beberapa jenis gangguan myological orofacial , antara lain:
  2. Atonia: dalam gangguan ini, otot akan kehilangan elastisitasnya. Hilangnya elastisitas yang disebabkan karena kekuatan otot adalah alasan mengapa atonia dianggap berbahaya. Gangguan otot ini diperlihatkan melalui kondisi yang berbeda, seperti:
    1. kejang atonic: yang ditandai dengan perubahan yang disebabkan di otak untuk jangka waktu sementara yang pada gilirannya disebabkan oleh selang di otot.
    2. atonia pencernaan: otot kehilangan kemampuan pendorong mereka. Kondisi ini juga digambarkan sebagai penurunan aktivitas motorik dari saluran gastrointesinal.
    3. atonia uteri: otot-otot rahim kehilangan nada mereka. Kontraksi otot rahim bertanggung jawab untuk kompresi pembuluh darah dan dengan demikian, pembekuan darah. Hilangnya otot menghambat proses pembekuan darah dan menyebabkan perdarahan akut.
  3. Miopati: gangguan ini ditandai dengan kelemahan otot yang dihasilkan dari fungsi yang tidak tepat dari serat otot. Gangguan otot yang berbeda seperti kekakuan, kram otot, dan kejang juga dapat dikaitkan dengan miopati.
  4. Penyakit inti central (Central Core): merupakan jenis miopati bawaan. Gejala penyakit ini antara lain: penurunan tonus otot, kelemahan otot-otot wajah, dislokasi pinggul, scoliosis, dlan lain sebagainya.
  5. Gangguan otot dasar pelvis (Pelvic Floor Muscle Disorder): dalam gangguan ini, otot-otot yang membentuk dasar panggul tetap dalam posisi kontraksi/diperketat.
  6. Diastasis recti: gangguan di mana abdominis otot rektus yang biasanya diikuti oleh linea alba akan dipisahkan menjadi 2 bagian, yaitu kiri dan kanan. Gangguan ini terutama mempengaruhi wanita hamil dan bayi yang baru lahir. Komplikasi seperti pengembangan hernia ventral atau tali pusat diperlakukan dengan cara operasi.
  7. Laminopathy: gangguan genetik di mana mutasi cenderung terjadi pada gen-gen yang menyandi protein hadir dalam inti lamina. Seiring dengan distrofi otot, banyak gejala lain seperti displasia, diabetes dan lipodistrofi yang diperlihatkan oleh orang yang menderita laminopathy.
  8. Degenerasi zenker’s: berbagai penyakit menular seperti demam tifoid, toksemia, dan lain-lain bisa menyebabkan degenerasi otot rangka, kondisi ini disebut sebagai degenerasi Zenker’s. Dalam gangguan ini, otot-otot menjadi gembur dan pucat, kehilangan striations silang mereka, kemungkinan pecah atau menunjukkan penampilan hialin.
  9. Arthrogryposis: gangguan arthrogryposis juga dikenal sebagai Arthrogryposis Multiplex congenita yang ditandai dengan kontraktur sendi, fibrosis, dan kelemahan otot.
PELAJARI:  Jelaskan Secara Singkat Masuknya Agama Hindu ke Indonesia