Biosfer Sebagai Struktur Lapisan Bumi

ASTALOG.COM – Biosfer adalah bagian luar dari planet Bumi yang mencakup udara, daratan, dan air, yang memungkinkan kehidupan dan proses biotik berlangsung. Dalam pengertian luas menurut geofisiologi, biosfer adalah sistem ekologis global yang menyatukan seluruh makhluk hidup dan hubungan antarmereka, termasuk interaksinya dengan unsur litosfer (batuan), hidrosfer (air), dan atmosfer (udara) Bumi.

Jadi, biosfer sebagai struktur lapisan bumi merupakan sistem kehidupan paling besar karena terdiri dari gabungan ekosistem yang ada di planet bumi. Sistem ini mencakup semua makhluk hidup yang berinteraksi dengan lingkungannya sebagai kesatuan.

 

Bumi hingga sekarang adalah satu-satunya tempat yang diketahui yang mendukung kehidupan. Biosfer dianggap telah berlangsung selama sekitar 3,5 miliar tahun dari 4,5 miliar tahun usia Bumi.

Komponen-komponen Ekosistem pada Biosfer

Biosfer merupakan sistem kehidupan paling besar karena terdiri atas gabungan ekosistem yang ada di bumi. Secara lebih rinci, A. Tansley mengemukakan bahwa komponen-komponen ekosistem pada biosfer meliputi:

 

1. Komponen Biotik (Makhluk Hidup)

  1. tumbuh-tumbuhan sebagai produsen.
  2. binatang sebagai konsumen; meliputi herbivora (pemakan tumbuh-tumbuhan), carnivora(pemakan daging), omnivora (pemakan tumbuh-tumbuhan dan daging), dan bakteri dan jamur sebagai pengurai.
PELAJARI:  Apa yang Dimaksud Dengan Glikolisis?

2. Komponen Abiotik (Makhluk Tak Hidup)

Meliputi iklim, bahan-bahan anorganik berupa mineral-mineral yang terdapat di dalam batuan, tanah, air dan udara. Contohnya antara lain: Karbon (C), Nitrogen (N), Karbondioksida (CO2), Air (H2O), Oksigen (O2), protein, karbohidrat, dan lemak.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persebaran Flora dan Fauna pada Biosfer

Selain manusia, mahkluk hidup yang mendiami bumi adalah binatang (fauna) dan tumbuh-tumbuhan (flora). Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi persebaran flora dan fauna pada biosfer antara lain:

  1. Kondisi Geologi. Bumi kita ini menurut beberapa teori dahulu terdiri atas satu benua besar dan satu samudra, namun karena adanya gaya endogen yang sangat kuat maka benua yang besar itu menjadi terpisah. Pecahan benua ini yang sering disebut sebagai puzzle raksasa. Apabila diperhatikan peta dunia maka Benua Afrika dan Amerika Selatan dapat digabungkan menjadi satu sesuai dengan pola garis pantainya. Keanekaragaman flora dan fauna di permukaan bumi ini diperkirakan sesuai dengan perkembangan bumi dalam membentuk benua (kontinen) menurut Teori ”Apungan” dan ”Pergeseran Benua” yang disampaikan oleh Alfred Wegener.
  2. Iklim. Suhu dan kelembapan udara berpengaruh terhadap proses perkembangan fisik flora dan fauna, sedangkan sinar matahari sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk fotosintesis dan metabolisme tubuh bagi beberapa jenis hewan. Angin sangat berperan dalam proses penyerbukan atau bahkan menerbangkan beberapa biji-bijian sehingga berpengaruh langsung terhadap persebaran flora. Kondisi iklim yang berbeda menyebabkan flora dan faunaberbeda pula. Di daerah tropis sangat kaya akan keanekaragamanflora dan fauna, karena pada daerah ini cukup mendapatkan sinar matahari dan hujan, keadaan ini berbeda dengan di daerah gurun. Daerah gurun beriklim kering dan panas, curah hujan sangat sedikit menyebabkan daerah ini sangat minim jenis flora dan faunanya. Flora dan fauna yang hidup di daerah gurun mempunyai daya adaptasi yang khusus agar mampu hidup di daerah tersebut.
  3. Ketinggian Tempat. Ahli klimatologi dari Jerman yang bernama Junghuhn telah membagi habitat beberapa tanaman di Indonesia berdasarkan suhu, sehingga dihasilkan 4 penggolongan iklim sebagai berikut:
    1. Wilayah berudara panas (0–600m dpal). Suhu wilayah ini antara 23,3°C–22°C. Tanaman yang cocok ditanam di wilayah ini adalah tebu, kelapa, karet, padi, lada, dan buah-buahan.
    2. Wilayah berudara sedang (600–1.500m dpal). Suhu wilayah ini antara 22°C–17,1°C. Tanaman yang cocok ditanam pada wilayah ini adalah kapas, kopi, cokelat, kina, teh, dan macam-macam sayuran, seperti kentang, tomat, dan kol.
    3. Wilayah berudara sejuk (1.500–2.500m dpal). Suhu wilayah ini antara 17,1°C – 11,1°C. Tanaman yang cocok ditanam pada wilayah ini antara lain sayuran, kopi, teh, dan aneka jenis hutan tanaman industri.
    4. Wilayah berudara dingin (lebih 2.500m dpal). Wilayah ini dijumpai tanaman yang berjenis pendek. Contohnya, edelweis.
  4. Faktor Biotik. Pohon beringin merupakan salah satu tanaman yang disukai burung. Burung-burung tersebut memakan biji beringin yang telah matang, lalu burung tersebut tanpa sadar ternyata telah menyebarkan tanaman beringin melalui biji yang masuk ke dalam tubuh burung lalu keluar bersama kotorannya. Pencernaan burung ternyata tidak mampu memecah kulit keras biji-biji tertentu sehingga biji tersebut keluar bersama kotoran. Biji yang keluar bersama kotoran tersebut apabila berada di habitat yang cocok akan tumbuh menjadi tanaman baru.
PELAJARI:  Faktor yang Mendorong Lahirnya Nasionalisme di Indonesia

.