Jenis Infeksi dan Replikasi Virus

ASTALOG.COM – Virus adalah parasit mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus bersifat parasit obligat, hal tersebut disebabkan karena virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri.

Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara istilah bakteriofag atau fag digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel).

Jenis Infeksi dan Replikasi Virus

 

1. Jenis Infeksi Virus

Virus dapat menginfeksi inangnya dan menyebabkan berbagai akibat bagi inangnya.Infeksi ini ada yang berbahaya, namun juga ada yang dapat ditangani oleh sel imun dalam tubuh sehingga akibat yang dihasilkan tidak terlalu besar. Adapun jenis infeksi virus, antara lain:

  1. Infeksi akut merupakan infeksi yang berlangsung dalam jangka waktu cepat namun dapat juga berakibat fatal. Akibat dari infeksi akut adalah:
    1. sembuh tanpa kerusakan (sembuh total).
    2. sembuh dengan kerusakan/cacat, misalnya polio.
    3. berlanjut kepada infeksi kronis.
    4. kematian.
  2. Infeksi kronis merupakan infeksi virus yang berkepanjangan sehingga ada resiko gejala penyakit muncul kembali. Contoh:
    1. silent subclinical infection seumur hidup, contoh: Cytomegalovirus (CMV).
    2. periode diam yang cukup lama sebelum munculnya penyakit, contoh: HIV.
    3. reaktivasi yang menyebabkan infeksi akut, contoh: shingles.
    4. penyakit kronis yang berulang (kambuh), contoh: HBV, HCV.
    5. kanker, contoh: HTLV-1, HPV, HBV, HCV, HHV.
PELAJARI:  Apa Maksud Intonasi dalam Lagu?
 

2. Jenis Replikasi Virus

  1. Pelekatan virus (adsorpsi) merupakan proses interaksi awal antara partikel virus dengan molekul reseptor pada permukaan sel inang. Pada tahap ini, terjadi ikatan spesifik antara molekul reseptor seluler dengan antireseptor pada virus. Beberapa jenis virus memerlukan molekul lainnya untuk proses pelekatan, yaitu koreseptor. Molekul reseptor yang target pada permukaan sel dapat berbentuk protein (biasanya glikoprotein) atau residu karbohidrat yang terdapat pada glikoprotein atau glikolipid.
  2. Penetrasi terjadi pada waktu yang sangat singkat setelah pelekatan virus pada reseptor di membran sel. Proses ini memerlukan energi. Adapun 3 mekanisme yang terlibat, yaitu:
    1. Translokasi partikel virus. Proses translokasi relatif jarang terjadi di antara virus dan mekanisme belum sepenuhnya dipahami benar, kemungkinan diperantarai oleh protein di dalam virus kapsid dan reseptor membran spesifik.
    2. Endositosis virus ke dalam vakuola intraseluler. Proses endositosis merupakan mekanisme yang sangat umum sebagai jalan masuk virus ke dalam sel.
    3. Fusi dari sampul dengan membran sel (untuk virus yang bersampul). Proses fusi virus bersampul dengan membran sel baik secara langsung maupun dengan permukaan sel maupun mengikuti endositosis dalam sitoplasma.
  3. Pelepasan mantel terjadi setelah proses penetrasi dimana kapsid virus baik seluruhnya maupun sebagian dipindahkan ke dalam sitoplasma sel inang. Pada tahap ini genom virus terekspos dalam bentuk kompleks nukleoprotein. Dalam beberapa kasus, tahap ini berlangsung cukup sederhana dan terjadi selama fusi pada membran virus dengan membran plasma. Untuk virus lainnya, tahap ini merupakan proses multistep yang melibatkan jalur endositosis dan membran nukleus.
  4. Replikasi genom dan ekspresi gen. Strategi replikasi dari beberapa virus tergantung pada material genetik alami dari virus tersebut. Proses ekspresi gen akan menentukan semua proses infeksi virus (akut, kronis, persisten, atau laten).
  5. Perakitan merupakan proses pengumpulan komponen-komponen virion pada bagian khusus di dalam sel. Selama proses ini, terjadi pembentukan struktur partikel virus. Proses ini tergantung kepada proses replikasi di dalam sel dan tempat di mana virus melepaskan diri dari sel. Mekanisme perakitan bervariasi untuk virus yang berbeda-beda.
  6. Pematangan merupakan tahap dari siklus hidup virus dan bersifat infeksius. Pada tahap ini terjadi perubahan struktur dalam partikel virus yang kemungkinan dihasilkan oleh pemecahan spesifik protein kapsid untuk menghasilkan produk yang matang. Protease virus dan enzim seluler lainnya biasanya terlibat dalam proses ini.
  7. Pelepasan. Proses pelepasan partikel virus kemungkinan bisa merusak sel (Paramyxovirus, Rhabdovirus, dan Togavirus), dan kemungkinan sebagian lagi tidak merusak sel (Retrovirus). Perlu diketahui bahwa semua virus kecuali virus tanaman melepaskan diri dari sel inang melalui 2 mekanisme, yaitu:
    1. untuk virus litik (semua virus non-selubung), pelepasan merupakan proses yang sederhana, dimana sel yang terinfeksi terbuka dan virus keluar.
    2. untuk virus berselubung, diperlukan membran lipid ketika virus keluar dari sel melewati membran , proses ini dikenal sebagai budding.