Negara Terbesar di Benua Afrika

ASTALOG.COM – Afrika yang menjadi benua terbesar ke-3 di duniaa setelah Asia dan Amerika dengan luas total wilayah sebesar 30.224.050 km² termasuk pulau-pulau yang berdekatan, Afrika meliputi 20,3% dari seluruh total daratan Bumi. Konon, Afrika adalah tempat tinggal manusia yang paling awal, dari benua ini manusia kemudian menyebar ke benua-benua lain.

Berdasarkan catatan sejarah, Afrika adalah tempat di mana garis evolusi kera menjadi berbeda dari protohuman pada sekitar 7 juta tahun yang lalu. Afrika merupakan satu-satunya benua yang ditinggali nenek moyang manusia hingga sekitar 2 juta tahun yang lalu ketika Homo erectus berkembang ke luar Afrika menuju Eropa dan Asia.

 

Kemudian, lebih dari 1,5 juta tahun kemudian, populasi dari 3 benua itu mengikuti evolusi yang berlainan sehingga mereka menjadi spesis yang berbeda. Yang di Eropa menjadi Neanderthal, yang di Asia tetap sebagai Homo erectus, tetapi yang di Afrika berevolusi menjadi Homo sapiens.

Benua Afrika dipisahkan dari Eropa oleh Laut Tengah, Afrika menyatu dengan Asia di ujung timur lautnya melalui Terusan Suez yang memiliki lebar 130 km. Semenanjung Sinai yang dimiliki oleh Mesir sering dianggap secara geopolitis sebagai bagian dari Afrika. Dari ujung paling utara, Cape Spartel, Maroko ke ujung paling selatan di Cape Agulhas, Afrika Selatan kemudian terbentang jarak sekitar 8000 km dari ujung paling barat, yaitu Cape Verde sampai ujung paling timur, yaitu Ras Hafun, Somalia yang jaraknya sekitar 7.400 km. Lalu panjang garis pantainya 26.000 km.

PELAJARI:  Sebutkan dan Jelaskan Contoh Masalah Sosial Dalam Kehidupan Masyarakat?

Negara Terbesar di Benua Afrika

 

Sebagai benua terbesar di dunia, Afrika memiliki negara-negara yang banyak. Di antara sekian banyak negara di Afrika, ada negara yang terbesar. Negara itu adalah Aljazair yang merupakan negara terbesar di benua Afrika.

Aljazair merupakan sebuah negara di pesisir Laut Tengah, Afrika Utara. Nama negara ini berarti ‘kepulauan‘ yang mungkin mengacu kepada 4 buah pulau yang terletak berdekatan dengan ibu kota sekaligus pusat pemerintahan negara ini, Aljir.

Aljazair adalah republik semi-presidensial yang terdiri dari 48 provinsi dan 1.541 komune. Dengan jumlah penduduk lebih dari 37 juta jiwa, Aljazair merupakan negara berpenduduk terbanyak ke-34 di Bumi. Dengan ekonomi yang mengandalkan sumber-sumber minyak, Sonatrach, perusahaan minyak nasional merupakan perusahaan terbesar di Afrika yang terdapat di Aljazair.

PELAJARI:  Penyebab Perubahan Iklim di Indonesia

Dengan luas keseluruhan 2.381.741 km2, Aljazair merupakan negara terluas ke-10 di dunia dan terluas di Afrika, dan di Mediterania. Negara ini berbatasan dengan:

  • Tunisia di sebelah timur laut
  • Libya di sebelah timur
  • Maroko di sebelah barat
  • Sahara Barat, Mauritania, dan Mali di sebelah barat daya
  • Nigeria di sebelah tenggara
  • Laut Tengah di sebelah utara

Wilayah yang kini bernama Aljazair pernah menjadi rumah bagi banyak kebudayaan pra sejarah kuno, termasuk kebudayaan Ateria dan Kapsia. Wilayah ini dikenali memiliki banyak imperium dan wangsa, termasuk Numidia Berber, Kartaginia, Romawi, Vandal, Bizantium, Umayyah Arab, Fatimiyah Berber, Muwahidun Berber, dan terakhir Turki Usmani.

Di wilayah Ain Hanech (Provinsi Saida), telah ditemukan sisa-sisa pendudukan hominid awal (200.000 SM) di Afrika Utara. Para pembuat alat, Neandertal, menghasilkan kapak tangan bergaya Levaloisia dan Musteria (43.000 SM), serupa dengan yang ditemukan di Levant.

PELAJARI:  Bencana Alam Klimatologis

Penduduk asli Berber di Aljazair telah di bawah kekuasaan asing selama lebih dari 3000 tahun terakhir. Orang-orang Fenisia (1000 SM) dan Republik Romawi (200 SM) adalah yang terpenting, sampai datangnya orang-orang Arab pada abad ke-8. Bagaimanapun, aliran penaklukan tak seluruhnya satu arah. Pada masa pertengahan Fatimiyah Berber, berasal dari Aljazair, mengambil alih Mesir, walaupun segera setelah itu meninggalkan Afrika Utara.

Kemudian, Aljazair masuk wilayah Turki Utsmani oleh Khair ad-Din dan saudaranya Aruj. Mereka mencapai puncak kekuasaaannya di Aljir pada tahun 1600an, setelah pusat kegiatan dipindahkan ke Tripoli di Libya. Dengan dalih mengabaikan konsul-konsul mereka, Perancis menyerang Aljir pada 1830; bagaimanapun, perlawanan hebat dari sejumlah tokoh seperti Emir Abdelkader yang dibuat untuk penaklukan pelan-pelan di Aljazair, tak secara teknis selesai sampai awal 1900an saat Tuareg terakhir ditaklukkan.