Perwatakan Adalah?

ASTALOG.COM – Perwatakan adalah penggambaran watak atau sifat tokoh cerita.

Fungsi Perwatakan
Perwatakan berfungsi menyiapkan atau menyediakan alasan bagi tindakan tertentu dengan cara menggambarkan watak atau sifat-sifat tokoh-tokoh cerita.

 

Karakter Perwatakan
Ada beberapa karakter perwatakan tokoh, yaitu:

1. Protagonis
Tokoh protagonis adalah tokoh yang memegang peranan utama dalam sebuah cerita. Umumnya tokoh protagonis merupakan tokoh yang baik hati dan tokoh yang menarik simpati pembaca/ penonton.

 

2. Antagonis
Tokoh antagonis adalah tokoh yang menjadi pesaing/ penentang/ musuh tokoh utama/ protagonis. Umumnya tokoh antagonis memiliki sifat yang jahat.

3.Figuran
Tokoh figuran adalah tokoh yang mendampingi tokoh utama/ protagonis. Umumnya tokoh figuran bersifat pelengkap dan tidak terlalu memegang peranan penting dan hanya mendukung tokoh utama.

4. Tritagonis
Tokoh tritagonis adalah tokoh penengah dalam cerita. Tokoh tritagonis bukan merupakan tokoh pendukung protagonis atau antagonis. Tokoh tritagonis merupakan pihak ketiga dari dua tokoh yang bertentangan.

PELAJARI:  Siapakah yang Pertama Kali Menemukan Sepeda?

Teknik menemukan perwatakan dalam cerita adalah sebagai berikut:
a. Membaca cerita secara seksama,
b. Menemukan tokoh-tokoh yang terdapat dalam cerita,
c. Menentukan karakter tokoh dengan melihat perilaku dan sifat pelaku dalam cerita.

Karakter Perwatakan Tokoh
Setiap tokoh dalam novel biasanya memiliki watak yang berbeda, pengarang dapat mengemukakan watak tokoh dengan metode langsung dan metode tidak langsung.

1. Metode langsung, apabila pengarang mengomentari watak (sifat-sifat dasar) tokoh ceritanya itu secara langsung, seperti menyebutkan bahwa tokohnya itu mempunyai kebiasan yang buruk (suka marah, kasar, serakah, dengki, dan sebagainya) atau baik (bijaksana, suka menolong, rendah hati, dan sebagainya).

2. Metode tidak langsung, bila pengarang mengungkapkan watak tokoh ceritanya hanya melalui penyajian pikiran, percakapan (dialog), dan lakuan (tindakan- tindakan/ tingkah laku) tokohnya, melalui metode ini, pengarang mengharapkan pembaca dapat menyimpulkan sendiri tentang watak tokoh ceritanya melalui ucapan dan tingkah laku tokoh.

PELAJARI:  Apa Rumus Pythagoras

Boulton (dalam Aminuddin, 1984:85) mengungkapkan bahwa cara sastrawan menggambarkan atau memunculkan tokohnya dapat menempuh berbagai cara. Mungkin sastrawan menampilkan tokoh sebagai pelaku yang hanya hidup di alam mimpi, pelaku yang memiliki semangat perjuangan dalam mempertahankan hidupnya, pelaku yang memiliki cara yang sesuai dengan kehidupan manusia yang sebenarnya atau pelaku egois, kacau, dan mementingkan diri sendiri. Dalam cerita fiksi, pelaku dapat berupa manusia atau tokoh makhluk lain yang diberi sifat seperti manusia, misalnya kancil, kucing, kaset, dan sepatu.

Ada beberapa cara memahami watak tokoh, diantaranya :
1. Tuturan pengarang terhadap karakteristik pelakunya
2. Gambaran yang diberikan pengarang lewat gambaran lingkungan kehidupannya maupun caranya berpakaian
3. Menunjukkan bagaimana perilakunya
4. Melihat bagaimana tokoh itu berbicara tentang dirinya sendiri
5. Memahami bagaimana jalan pikirannya
6. Melihat bagaimana tokoh lain berbicara dengannya
7. Melihat bagaimana tokoh lain berbicara tentangnya
8. Melihat bagaimanakah tokoh-tokoh yang lain itu memberi reaksi terhadapnya
9. Melihat bagaimana tokoh itu dalam mereaksi tokoh yang lain (Aminuddin, 1984:87-88).

PELAJARI:  Marsose Adalah

Suardi Tasrif (dalam Mochtar Lubis, 1960:18) mengemukakan 7 macam cara melukiskan perwatakan tokoh cerita, yaitu :

1. Physical description; menggambarkan bentuk lahir dari pelaku cerita.
2. Portroyal of throught streem of conscious ; pelukisan jalan pikiran atau apa yang terlintas dalam pikiran tokoh.
3. Reaction to event: penggambaran tentang bagaimana reaksi pelaku terhadap kejadian-kejadian.
4. Direct auther analysis: menganalisis langsung watak tokoh.
5. Discussion of environment: pelukisan keadaan sekitar lingkungan pelaku,seperti keadaan kamar yang bisa memberi kesan jorok, dsb.
6. Rection of others about to character: pelukisan mengenai bagaimana pandangan pelaku lain terhadap tokoh utama.
7. Conversation of about to character: perbincangan oleh pelaku-pelaku lain terhadap tokoh utama, untuk memberi kesan terhadap tokoh utama.