Berikan 3 Contoh Simbiosis Paratisme

ASTALOG.COM – Simbiosis merupakan salah satu kata yang berasal dari bahasa Yunani, di mana sym berarti “dengan” dan biosis yang berarti “kehidupan”. Simbiosis ini merupakan bentuk interaksi antara 2 (dua) organisme yang hidup secara berdampingan atau bersama.

Simbiosis merupakan pola interaksi yang begitu erat dan khusus antara 2 (dua) makhluk hidup yang berlainan jenisnya. Makhluk hidup yang melakukan simbiosis disebut dengan simbion.

 

Pengertian Simbiosis Paratisme
Simbiosis parasitisme adalah hidup bersama antara dua makhluk hidup berbeda jenis, tetapi satu makhluk hidup diuntungkan (parasit) dan satu makhluk hidup dirugikan (inang).

Misalnya, simbiosis parasitisme antara cacing pita dengan tubuh manusia, jamur dengan tubuh manusia, kutu kepala dengan tubuh manusia, dan benalu dengan tubuh manusia. Makhluk hidup yang diuntungkan biasa disebut parasit dan makhluk hidup yang dirugikan disebut inang. Parasit yang hidup di luar tubuh inang disebut dengan ektoparasit, sedangkan parasit yang tumbuh di dalam tubuh inang disebut endoparasit.

 

Macam-Macam Bentuk Simbiosis
Simbiosis terdiri dari beberapa bentuk antara lain sebagai berikut
1. Simbiosis Mutualisme
2. Simbiosis Parasitisme
3. Simbiosis Komensalisme
4. Simbiosis Kompetisi
5. Simbiosis Amensalisme

PELAJARI:  Jelaskan Pengertian Zigot, Embrio, dan Fetus?

Contoh Simbiosis Parasitisme
Ada banyak pola interaksi mahluk hidup yang dapat menjadi contoh simbiosis parasitisme. Dalam kehidupan sehari-hari, pola interaksi simbiosis ini dapat kita temukan misalnya pada hubungan antara cacing pita dan manusia, tali putri dan inangnya, benalu dan inangnya, serta contoh-contoh lain yang akan dijelaskan berikut ini.

1. Cacing Pita dan Manusia
Contoh simbiosis parasitisme yang pertama dapat kita temukan pada pola interaksi antara cacing pita dan manusia. Cacing pita yang hidup di usus manusia mendapat keuntungan karena ia mendapatkan makanan secara gratis, sedangkan manusia justru mendapatkan kerugian karena hal ini. Sari-sari makanan yang seharusnya digunakan untuk metabolisme manusia jadi berkurang karena keberadaan cacing pita.

2.Tali Putri dan Inangnya
Interaksi yang merupakan contoh simbiosis parasitisme juga dapat ditemukan pada interaksi antara tumbuhan tali putri dan inangnya. Tumbuhan tali putri yang berwarna kuning seperti mie tidak dapat menghasilkan makanannya sendiri karena ia tidak dapat berfotosintesis (tidak memiliki klorofil). Ia mengambil fotosintat dari tanaman inangnya untuk metabolismenya. Dari keadaan tersebut, tanaman inang dirugikan karena sebagian hasil fotosintesisnya dicuri oleh tumbuhan tali putri.

PELAJARI:  Kronologi Terjadinya Bandung Lautan Api

3.Benalu dan Inangnya
Pola interaksi benalu dan inangnya juga merupakan contoh simbiosis parasitisme. Benalu memang memiliki klorofil dan bisa melakukan fotosintesis sendiri. Namun ia mengambil air dan unsur hara (mineral) dari inangnya, mengingat ia tak memiliki akses akar ke tanah. Tumbuhan inang seperti nangka, cempedak, atau beringin dirugikan karena sebagian hasil penyerapan akar digunakan untuk pertumbuhan si benalu.

4.Cacing Tambang dan Manusia
Cacing tambang yang hidup di dalam usus sangat merugikan manusia. Mereka menyerap darah manusia melalui pori usus dan membuat manusia mengalami gejala anemia (kekurangan darah). Dari proses tersebut, mereka mendapatkan keuntungan karena dapat memperoleh makanan untuk pertumbuhannya.

5.Kutu dan Hewan yang Ditinggali
Kutu yang tinggal di daerah sekitar rambut akan menghisap darah hewan atau manusia melalui kulit kepalanya. Selain mendapatkan makanan dengan menghisap darah secara gratis, kutu juga memperoleh keuntungan karena mendapatkan tempat ia tinggal. Adapun hewan atau manusia yang ditumpanginya justru mendapat kerugian karena mereka merasakan gatal dan rasa ketidaknyamanan.

6.Rafflesia Arnoldi dan Inangnya
Bunga Rafflesia Arnoldi adalah bunga khas Bengkulu yang ternyata bersifat parasitisme. Ia tidak memiliki akar, batang, maupun daun. Ia memperoleh makanan dengan cara menyerap fotosintat yang dihasilkan tumbuhan inangnya, sedangkan inangnya merugi karena jumlah makanannya berkurang.

PELAJARI:  Faktor Apa Saja yang Mempengaruhi Pertumbuhan Bakteri?

7.Tikus dan Petani
Tikus adalah hama penting bagi para petani. Mereka memakan tanaman yang ditanam petani untuk dapat bertahan hidup. Akibat kebiasaan yang dilakukan tikus, petani mengalami kerugian besar karena hasil panennya menjadi berkurang. Pola interaksi tikus dan petani ini juga merupakan salah satu contoh simbiosis parasitisme.

8. Alang alang dan Tanaman Produksi
Alang-alang (Imperata cylindrica) adalah gulma penting bagi budidaya tanaman produksi. Selain merugikan karena meningkatkan persaingan untuk mendapatkan unsur hara, air, dan sinar matahari, gulma ini juga menyebarkan senyawa alelopati, senyawa racun yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman produksi.

9. Jamur Panu dan Manusia
Contoh simbiosis parasitisme yang terakhir dapat kita temukan pada pola interaksi antara jamur panu dengan manusia. Jamur panu mendapatkan keuntungan karena ia memperoleh tempat hidup sekaligus makanan dari penyerapan protein di kulit manusia, sedangkan manusia dalam hal ini mendapat kerugian karena merasa gatal dan ketidaknyamanan.