Langkah-Langkah Penelitian dalam Pendekatan Kualitatif

ASTALOG.COM
 
1. Mengidentifikasi Problem Penelitian
 
Berbeda dengan penelitian kuantitatif yang memfokuskan pada deskripsi dan eksplanasi, penelitian kualitatif melakukan penelitian dengan cara menggali dan memahami fenomena sentralnya. Eksplorasi berarti bahwa peneliti hanya mengetahui sedikit tentang fenomena yang akan diteliti dan peneliti membutuhkan belajar lebih banyak tentang fenomena tersebut dari subyek. Fenomena sentral berhubungan dengan gagasan kunci satu penelitian kualitatif, secara khusus dinyatakan sebagai suatu proses atau konsep.
 
2. Mereviu Kepustakaan
 
Dalam penelitian kualitatif, reviu kepustakaan memainkan peran kurang penting dalam mempersiapkan penelitian. Meskipun peneliti dapat mereviu kepustakaan untuk keperluan justifikasi tentang pentingnya suatu masalah untuk diteliti, tapi kepustakaan tidak menjadi arah bagi munculnya pertanyaan penelitian. Pertanyaan penelitian justru muncul dalam dan selama proses penelitian berlangsung berdasar informasi yang diperoleh dari subyek. Menggunakan kepustakaan untuk memberi arah bagi penelitian justru tidak konsisten dengan pendekatan kualitatif yang bermaksud belajar dari subyek.
 
Dalam penelitian kualitatif, kepustakaan lebih dimaksudkan sebagai dasar untuk melakukan justifikasi atas problem penelitian dan tidak mengarahkan pertanyaan penelitian. Ini berarti bahwa kepentingan kepustakaan adalah kedua, sedangkan yang utama adalah pandangan dan pengalaman subyek.
 
3. Menetapkan Tujuan Penelitian
 
Dalam penelitian kualitatif tujuannya lebih banyak open ended, tidak spesifik dan terbatas. Peneliti mengajukan pertanyaan umum dan luas kepada subyek sehingga mereka dapat belajar secara lebih komprehensif tentang masalah yang diteliti. Arah umum ini dinyatakan dalam pernyataan tujuan di mana peneliti mengidentifikasi satu fenomena tunggal yang menjadi ketertarikannya.
 
Dalam penelitian kualitatif peneliti memulai dengan pertanyaan yang luas, open-ended untuk memperoleh pandangan subyek tentang masalah tersebut. Maksud peneliti adalah untuk memberikan kesempatan kepada subyek untuk berbicara secara terbuka mengenai pengalaman mereka.
 
4. Mengumpulkan Data
 
Dalam penelitian kualitatif, peneliti tidak mengumpulkan data dengan seperangkat instrumen untuk mengukur variabel, tapi peneliti mencari dan belajar dari subyek dalam penelitiannya, dan menyusun format (yang disebut protokol) untuk mencatat data ketika penelitian berjalan.
 
Sampling penelitian kualitatif berbeda dengan penelitian kuantitatif, meskipun kadang-kadang keduanya menggunakan snowball sampling, yaitu pengambilan subyek penelitian yang bisa bertambah dalam dan selama proses penelitian berlangsung. Sampel pada penelitian kualitatif jumlahnya lebih kecil, observasinya selektif dari semua observasi yang mungkin. Ini disebut sebagai theoretical sampling karena dipandu oleh pengembangan teori peneliti. Para peneliti kualitatif mengambil sampel waktu, situasi, tipe-tipe peristiwa, lokasi, tipe-tipe orang atau konteks yang menarik (Moleong, 2002). Jenis sampling dalam penelitian kualitatif adalah haphazard, quota, purposive, snowball, deviant case, sequential, dan theoritical sampling (Neuman, 2000).
 
5. Menganalisa dan Menginterpretasi data
 
Dalam penelitian kualitatif, karena datanya terdiri dari teks atau gambar, maka ada perbedaan pendekatan dalam analisis. Dengan terkumpulnya database teks, kemudian dilakukan analisis teks dengan memasukkan ke dalam kelompok-kelompok kalimat (disebut segmen data) dan menetapkan arti bagi masing-masing segmen. Peneliti menganalisa kata-kata dan gambar untuk menguraikan fenomena sentral penelitian. Deskripsi ini secara khusus meliputi informasi kontekstual mengenai orang atau ide yang sedang diteliti, seperti setting, waktu, individu yang terlibat, dan peristiwa-peristiwa dimana orang mengalami fenomena tersebut.
 
Dalam penelitian kualitatif, penetapan validitas, reliabilitas, dan obyektivitas data berbeda dengan cara yang biasa digunakan dalam penelitian kuantitatif. Validitas penelitian kualitatif adalah kepercayaan terhadap data yang diperoleh dan analisis yang dilakukan peneliti secara akurat merepresentasikan dunia sosial di lapangan. Kemampuan penelitian untuk diulang (replicabilitybukanlah kriteria reliabilitas karena penelitian kualitatif tidak mungkin untuk direplikasi.
 
Ada empat macam validitas untuk menguji akurasi penelitian, yaitu ecological validity, natural history, member validation, dan competent insider performance (Creswell, 2002).
 
Ecological validity adalah tingkat sampai sejauh mana dunia sosial yang dideskripsikan oleh peneliti sesuai dengan dunia anggota kelompok sosialnya.
 
Natural history adalah satu uraian rinci tentang bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. orang lain dapat melakukan evaluasi terhadap tindakan, asumsi, dan prosedur yang dilakukan peneliti. Suatu penelitian dikatakan valid secara natural history apabila orang lain dapat melihat dan menerima tindakan atau apa yang dilakukan peneliti.
 
Members validation terjadi apabila seorang peneliti membawa hasil penelitiannya kepada anggota masyarakat yang diteliti untuk menilai kekuatan hasil penelitiannya. Berdasar kriteria ini maka satu penelitian dipandang valid apabila anggota masyarakat menerima dan memahami deskripsi yang dilaporkan peneliti mengenai relaitas dunia sosial mereka. Member validationmempunyai keterbatasan karena kemungkinan adanya perbedaan perspektif dalam suatu settingsehingga menyebabkan subyek tidak setuju dengan hasil observasi peneliti, dan subyek dapat keberatan apabila hasilnya tidak menggambarkan kelompoknya dalam pandangan yang favorabel. Selain itu, subyek dapat tidak menerima laporan penelitian tersebut karena bukan dari perspektif mereka atau tidak sesuai dengan keinginan mereka. Oleh sebab itu hasil penelitian perlu dirundingkan dan disepakati bersama.
 
Competent insider performance adalah kemampuan orang di luar kelompok (outsiders/peneliti)untuk berinteraksi secara efektif seperti layaknya anggota dari suatu kelompok. Ini meliputi kemampuan bercerita dan mengerti jokesanggota kelompok. Keterbatasannya adalah bahwa tidak mungkin untuk mengetahui semua peraturan atau ketentuan sosial untuk setiap situasi yang ada dalam satu kelompok masyarakat.
 
6. Melaporkan dan Mengevaluasi Penelitian
 
Dalam penelitian kualitatif, peneliti melaporkan temuan penelitiannya dengan menggunakan format laporan yang variasinya luas, tidak seperti format laporan penelitian kuantitatif yang berisi bagian-bagian yang pasti. Meskipun secara keseluruhan penelitian kualitatif mengikuti langkah-langkah standar suatu proses penelitian, sekuensi bagian-bagiannya cenderung bervariasi antara satu laporan kualitatif dengan laporan kualitatif yang lain.
 
Laporan penelitian kualitatif secara khusus juga berisi pengumpulan data ekstensif untuk menyampaikan kerumitan fenomena atau proses. Analisis data merefleksikan deskripsi dan pengembangan tema, dan juga deskripsi saling hubungan antar tema. Selain itu penelitian kualitatif secara refleksif mendiskusikan peranan atau posisi peneliti dalam suatu penelitian (refleksif berarti bahwa peneliti merefleksikan bias, nilai, dan asumsi-asumsi mereka dan secara aktif menuliskannya dalam laporan penelitiannya).
 
Ini dapat meliputi refleksi atas harapan-harapannya dan mendiskusikan bagaimana mereka mengkolaborasi dengan pandangan subyek dalam fase-fase penelitian. Peneliti juga menceritakan pengalaman-pengalaman masa lalu dan latar belakang budaya mereka yang tentunya akan mempengaruhi interpretasi dan kesimpulan yang akan ditulis dalam laporan penelitiannya.