Sifat-sifat Otot Lurik

ASTALOG.COM – Otot merupakan salah satu bagian dari organ tubuh manusia yang bisa menunjang agar manusia bisa melakukan gerakan dengan baik. Fungsi dasar otot adalah untuk menghasilkan kekuatan. Selain itu, otot dapat memberikan beberapa bentuk  organisme. Secara anatomi dan fungsional, otot dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu otot halus dan otot lurik.

Otot lurik atau otot rangka adalah sejenis otot yang menempel pada rangka tubuh dan digunakan untuk pergerakan. Otot ini mempunyai pigmen mioglobin dan mendominasi tubuh vertebrata, termasuk manusia. Disebut lurik karena pada otot ini tampak daerah gelap (aktin) dan terang (miosin) yang berselang-seling. Otot lurik sering disebut juga otot rangka karena melekat pada tulang rangka, sehingga ketika sedang berkontraksi menyebabkan tulang bergerak. Cara kerjanya juga dipengaruhi oleh susunan saraf pusat dan juga sering disebut otot sadar karena bekerja di bawah alam kesadaran.

PELAJARI:  4 Prinsip Dasar Geografi
 

CIRI-CIRI OTOT LURIK

  • Memiliki ribuan serabut yang membentuk jaringan otot yang tersusun rapi.
  • Berbentuk silindris, panjang, dan mempunyai banyak inti sel (multinuklei).
  • Bergerak dibawah kesadaran (Volunter).
  • Secara umum otot lurik memiliki diameter 50 mikron dan panjangnya sampai 2,5 cm.
  • Mampu bekerja dengan keras dan cepat tetapi mudah lelah.
  • Memerlukan Istirahat
  • Melekat pada rangka tubuh manusia atau hewan
    Cepat dalam berkontraksi (berkerut)
  • Letak inti sel berada di tepi (perifer)
  • Otot Lurik terdapat pada otot paha, otot dada, otot betis dan seluruh rangka tubuh manusia.

SIFAT-SIFAT OTOT LURIK

 

Sebenarnya, semua jenis otot, termasuk otot lurik memiliki sifat dasar yang sama, yaitu:

  1. Konduktivitas: otot memiliki kemampuan untuk melakukan potensial aksi.
  2. Iritabilitas: Ketika dirangsang, otot akan bereaksi.
  3. Kontraktilitas: otot dapat mempersingkat atau menghasilkan ketegangan antara ujung-ujungnya.
  4. Relaksasi: Sebuah otot dapat kembali ke beristirahat setelah kontraksi.
  5. Distensibilitas: otot dapat ditarik oleh kekuatan luar otot itu sendiri. Otot tidak terluka asalkan tidak meregang melewati batas fisiologis.
  6. Elastisitas: otot akan menolak perpanjangan dan akan kembali ke posisi semula setelah pasif atau aktif perpanjangan. Elastisitas adalah kebalikan dari Distensibilitas.
PELAJARI:  Bagaimanakah Proses Terbentuknya Gunung Merapi?

SIFAT KERJA OTOT

Dalam bekerja, otot memiliki 2 sifat, yaitu:

  1. Antagonis, yaitu kerja 2 otot secara berlawanan. Jika yang satu berkontraksi maka yang lain mengalami relaksasi, begitupun sebaliknya. Contoh: Pronasi dan Supinasi pada telapak tangan; Fleksi dan Ekstensi pada sendi siku dan lutut; Abduksi dan Adduksi pada sendi lengan atas dan sendi paha; Depresi dan Elevasi ketika kepala menunduk dan menengadah.
  2. Sinergis, yaitu 2 otot yang kerjanya bersamaan. Jika yang satu berkontraksi maka yang lain pun ikut berkontraksi, begitupun dalam hal relaksasi. Contoh: Otot Pronator Teres dan Kuadratus pada telapak tangan.