Rancangan Penelitian Kualitatif

ASTALOG.COM – Peneliti kualitatif menyusun rancangan penelitiannya bersifat sementara, karena ketika penelitian berlangsung, peneliti secara terus menerus menyesuaikan rancangan tersebut dengan proses penelitian dan kenyataan yang terjadi di lapangan.
 
Penelitian kualitatif berbeda dengan rancangan penelitian kuantitatif yang disusun secara ketat dan kaku sebelum penelitian dilaksanakan. Hal ini disebabkan karena:
(a) peneliti kualitatif belum dapat membayangkan sebelumnya tentang kenyataan-kenyataan yang akan dijumpai di lapangan
(b) peneliti belum dapat meramalkan sebelumnya tentang perubahan yang akan terjadi ketika terjadi interaksi antara peneliti dan kenyataan yang akan diteliti, dan
(c) bermacam-macam sistem nilai yang terkait berhubungan dengan cara yang tidak dapat diramalkan
(Bogdan & Biklen, 1982)
 
Rancangan penelitian kualitatif dapat dikelompokkan menjadi :
(a) Grounded Theory
(b) Penelitian etnografik
(c) Penelitian naratif
(d) Metode Campuran
(e) Studi Kasus, dan
(f) Penelitian Tindakan
 
Rancangan penelitian apapun yang dipakai, peneliti kulitatif melaksanakan penelitiannya berdasar asumsi bahwa makna dan proses adalah krusial dalam memahami perilaku manusia, bahwa datanya deskriptif, bahwa analisis terbaik dilakukan secara induktif, dan pengumpulan data terbaik adalah dengan observasi partisipan, wawancara tidak terstruktur, dan analisa dokumen.
 
(a) Grounded Theory
Rancangan teori grounded merupakan prosedur penelitian kualitatif yang sistematik dimana peneliti melakukan generalisasi satu teori yang menerangkan konsep, proses, tindakan, atau interaksi mengenai suatu topik pada level konseptual yang luas.
 
Grounded theory menyusun teori berdasar data lapangan, dengan alasan :
 
(1) tidak ada teori a priori yang mampu mencakup kenyataan yang berbeda-beda dalam kehidupan manusia,
(2) peneliti sebagai instrumen penelitian tahu persis yang terjadi di lapangan dan ia mempercayai apa yang dilihatnya dan oleh karena itu ia seoptimal mungkin bersifat netral.
(3) teori dari dasar dapat lebih responsif ata lebih sesuai dengan nilai-nilai kontekstual.
 
Data yang diperoleh secara induktif bukan dimaksudkan untuk menguji suatu hipotesis, tetapi untuk melakukan abstraksi berdasar data yang telah dikumpulkan yang saling berhubungan dan dikelompok-kelompokkan. Jadi jika peneliti berusaha menyusun teori dari bawah ke atas (abstraksi), maka arah penyusunan teori tersebut akan semakin jelas setelah semua data diperoleh dan dianalisis, karena dalam prosesnya mungkin terjadi penyesuaian sejalan dengan semakin bertambahnya data yang terkumpul (Creswell, 2002).
 
Menurut Strauss dan Corbin (dalam Merriam, 1998) perbedaan utama antara grounded theory dan pendekatan penelitian kualitatif yang lain adalah penekanannya pada pengembangan teori. Tipe teori yang dikembangkan biasanya adalah teori “substantif” daripada teori formal atau “grand theory“. Teori substantif mempunyai satu kekhususan dan karenanya berguna bagi keperluan praktis yang seringkali tidak ada pada teori yang cakupannya global.
 
(b) Rancangan Etnografik
 
Rancangan etnografik adalah prosedur penelitian kualitatif untuk mendeskripsikan, menganalisa, dan menginterpretasi pola perilaku, kepercayaan, dan bahasa bersama dari sekelompok budaya yang berkembang pada seluruh waktu. dalam penelitian etnografik, peneliti menyajikan suatu gambaran rinci mengenai satu kelompok budaya. Etnografer juga meletakkan kelompok di dalam settingnya, mengeksplor tema-tema atau isu-isu yang berkembang pada seluruh waktu ketika kelompok berinteraksi dan potret rinci tentang kehidupan kelompok mereka.
 
(c) Rancangan Penelitian Naratif
 
Seorang peneliti mungkin tidak tertarik untuk menguraikan dan menginterpretasikan perilaku atau pikiran suatu kelompok atau mengembangkan suatu teori dari pengalaman kolektif, tapi tertarik untuk mendeskripsikan kehidupan individual, mengumpulkan dan menceritakan informasi tentang kehidupan individu-individu serta melaporkannya secara naratif tentang pengalaman-pengalaman mereka.
 
(d) Rancangan Studi Kasus
 
Penelitian dengan rancangan studi kasus dilakukan untuk memperoleh pengertian yang mendalam mengenai siatuasi dan makna sesuatu/subyek yang diteliti. Peneliti studi kasus lebih mementingkan proses daripada hasil, lebih mementingkan konteks daripada suatu variabel khusus, lebih ditujukan untuk menemukan sesuatu daripada kebutuhan konfirmasi. Pemahaman yang diperoleh dari studi kasus dapat secara langsung mempengaruhi kebijakan, praktek, dan penelitian berikutnya. Peneliti dengan sedikit atau tanpa persiapan untuk suatu penelitian kualitatif seringkali memilih rancangan studi kasus sebagai satu jenis kategori catch-all untuk penelitian yang bukan jenis survey atau eksperimen dan yang tidak menggunakan statistik.
 
Menurut Smith (dalam Merriam, 1998) rancangan studi kasus dibedakan dari jenis rancangan penelitian kualitatif yang lain karena ia mendeskripsikan dan menganalisa secara lebih intensif terhadap satu unit tunggal atau satu sistem terbatas (bounded system) seperti seorang individu, suatu program, suatu peristiwa, suatu intervensi, atau suatu komunitas.
 
(e) Rancangan Metode Campuran
 
Pengumpulan data kadang-kadang terdiri dari gabungan data kuantitatif dan data kualitatif. Dalam penelitian metode campuran, peneliti mengkombinasikan kedua bentuk data untuk menerangkan dan mengeksplor problem penelitian dengan cara terbaik. Rancangan metode campuran merupakan prosedur untuk mengumpulkan data kuantitatif dan data kualitatif dalam satu penelitian tunggal, dan untuk menganalisa dan melaporkan data ini berdasarkan prioritas, sekuensi, dan level integrasi informasi. Melakukan tipe penelitian ini menuntut pengambilan keputusan prioritas atau bobot dari masing-masing bentuk data sama baiknya dengan sekuensi pengumpulan data (misal kuantitatif pertama, kualtatif kedua, atau sebaliknya). Ini juga berarti mentukan bagaimana data kuantitatif dan data kualitatif akan dicampur pada tahap pengumpulan data, tahap analisis, dan tahap interpretasi.
 
(f) Rancangan Penenlitian Tindakan (Action Research).
 
Seperti penelitian metode campuran, rancangan penelitian tindakan seringkali memanfaatkan data kuantitatif dan kualitatif, tapi fokusnya lebih merupakan terapan. Tujuan dari penelitian tindakan, yang banyak dilakukan di bidang pendidikan, dn pengajaran dimana guru melaksanakannya berkaitan dengan problem yang mereka hadapi dalam lingkungan sekolah. Dalam bidang pendidikan dan pengajaran rancangan penelitian tindakan merupakan prosedur sistematik yang dipakai oleh guru (peneliti) untuk mengumpulkan data kuantitatif dan/atau data kualitatif tentang cara-cara mereka bekerja, bagaimana mereka mengajar, dan bagaimana baiknya siswa belajar. Dalam beberapa penelitian tindakan, tujuannya adalah untuk memecahkan problem-problem praktis, lokal, seperti masalah disiplin kelas atau efektivitas model pembelajaran.