Gizi Buruk dan Penyebabnya

ASTALOG.COM – Gizi buruk adalah bentuk terparah (akut) dari proses terjadinya kekurangan gizi, merupakan keadaan kurang gizi tingkat berat yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dan makanan sehari-hari dan terjadi dalam waktu cukup lama.
 
Ada dua golongan gizi buruk yang kita kenal, yaitu :
 
1. Kwashiorkor
 
Nama kwashiorkor berasal dari suatu daerah di Afrika, artinya “penyakit anak yang terlantar” atau disisihkan karena ibunya mengandung alergi dan tidak lagi memberikan air susu ibu padanya. Tanpa pengganti air susu ibu dan tanpa tambahan pangan yang seimbang, anak (umumnya berumur kurang lebih delapan belas bulan) kurang mendapat protein.
 
Anak penderita kwashiorkor kelihatan gemuk, tetapi tidak sehat, mukanya gemuk seperti bulan, kakinya bengkak karena edema (berisi cairan), lekukan bekas tinggal jika jari kita ditekankan kepadanya. Perut anak itu agak buncit, tetapi bahu dan lengan bagian atas jelas kurus. Kulitnya mudah terkelupas, rambutnya kusam dan mudah rontok. Anak itu kelihatan muram dan berdiam diri dalam gendongan ibunya, tetapi cengeng dan tidak inin bermain-main. Kurang protein pangan adalah penyebab utama kwashiorkor, sedang zat pangan pemberi tenaga mungkin cukup diperolehnya atau bahkan berlebihan.
 
2. Marasmus
 
Marasmus berarti kelaparan atau anak tak cukup mendapat makanan jenis zat pangan manapun, baik protein maupun zat pemberi tenaga. Anak yang sangat kurus itu hanya separuhnya dari bert sehat sesuai umur. Muka anak kurus seperti muka orangtua, kepalanya tampak besar karena badannya kurus kecil. Tangan dan kakinya seperti tongkat kurusnya dan rusuk-rusuknya kelihatan nyata.
 
Seseorang dapat terkena marasmus pada sembarang umur dan penderitaannya dapat sampai berbulan-bulan atau lebih lama. Usaha memulihkan keadaan gizi anak itu sehingga mencapai berat sehat akan memakan waktu lebih lama, dibanding penderita kwashiorkor. Kedua jenis gizi buruk ini memerlukan usaha perbaikan gizi secara khusus di rumah sakit. banyak juga bentuk gizi buruk yng merupakan campuran antara dua bentuk tersebut.
 
Penyebab Gizi Buruk
Gizi buruk dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling terkait. Secara langsung dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu:
(1) anak tidak cukup mendapat makanan bergizi seimbang
(2) anak tidak mendapat asupan gizi yang memadai
(3) anak mungkin menderita penyakit infeksi
 
Ketiga penyebab langsung tersebut diuraikan sebagai berikut:
 
(1) Anak tidak cukup mendapat makanan yang bergizi seimbang
 
Bayi dan balita tidak mendapat makanan yang bergizi, dalam hal ini makanan alamiah terbaik bagi bayi, yaitu Air susu Ibu, dan sesudah usia enam bulan anak tidak mendapat Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang tepat, baik jumlah dan kualitasnya. MP-ASI yang baik tidak hanya cukup mengandung energi dan protein, tetapi juga mengandung zat besi, vitamin A, asam folat, vitamin B, serta vitamin dan mineral lainnya.
 
MP-ASI yang tepat dan baik dapat disiapkan sendiri di rumah. Pada keluarga dengan tingkat pendidikan dan pengetahuan yang rendah seringkali anaknya harus puas dengan makanan seadanya yang tidak memenuhi kebutuhan gizi balita karena ketidaktahuan.
 
(2) Anak tidak mendapat asupan gizi yang memadai
 
Suatu studi “positive deviance” mempelajari mengapa dari sekian banyak bayi dan balita di suatu desa miskin hanya sebagian kecil yang emnderita gizi buruk, padahal orang tua mereka semuanya petani miskin. Dari studi ini diketahui pola pengasuhan anak berpengaruh pada timbulnya gizi buruk. Anak yang diasuh ibunya sendiri dengan kasih sayang, apalagi ibunya berpendidikan, mengerti soal pentingnya ASI, manfaat posyandu dan kebersihan, meskipun sama-sama miskin, ternyata anaknya lebih sehat. Unsur pendidikan perempuan berpengaruh pada kualitas pengasuhan anak. Sebaliknya sebagian anak yang bergizi buruk ternyata diasuh oleh nenek atau pengasuh yang juga miskin dan tidak berpendidikan. Banyaknya perempuan yang meninggalkan desa untuk mencari kerja di kota bahkan menjadi TKI, kemungkinan juga dapat menyebabkan anak menderita gizi buruk.
 
(3) Anak menderita penyakit Infeksi
 
Terjadi kejadian infeksi penyakit ternyata mempunyai hubungan timbal balik dengan gizi buruk. Anak yang menderita gizi buruk akan mengalami penurunan daya tahan sehingga anak rentan terhadap penyakit infeksi. Di sisi lain, anak yang menderita sakit infeksi akan cenderung menderita gizi buruk. Cakupan pelayanan kesehatan dasar terutama imunisasi, penanganan diare, tindakan cepat pada balita yang tidak naik berat badan , pendidikan, penyuluhan kesehatan dan gizi, dukungan pelayanan di posyandu, penyediaan air bersih, kebersihan lingkungan akan menentukan tinggi rendahnya kejadian penyakit infeksi.
 
Berbagai penelitian membuktikan lebih dari separuh kematian bayi dan balita disebabkan oleh keadaan gizi yang jelek. Risiko meninggal dari anak yang bergizi buruk 13 kali lebih besar dibandingkan anak yang normal. WHO memperkirkan bahwa 54% penyebab kematian bayi dan balita didasari oleh keadaan gizi anak yang jelek.