Ciri-ciri Euglenophyta

ASTALOG.COM –  Euglenophyta merupakan sejenis alga bersel tunggal yang berbentuk lonjong dengan ujung anterior (depan) tumpul dan ujung posterior (belakang) meruncing. Setiap sel Euglenophyta dilengkapi dengan sebuah bulu cambuk (flagel) yang tumbuh pada ujung anterior sebagai alat gerak. Karena euglenophyta memiliki klorofil dan bisa berfotosintesis, maka organisme ini tergolong sebagai tumbuhan.

CIRI-CIRI EUGLENOPHYTA

  • Merupakan organisme bersel tunggal dengan susunan sel eukariota.
  • Selnya tidak dibungkus oleh dinding selulosa, melainkan oleh perikel berprotein, yang berada didalam plasmalema. Pada kebanyakan Euglenophyta, perikel itu bersifat lentur sehingga memungkinkan perubahan bentuk sel, tetapi pada beberapa jenis, perikel ini kaku sehingga sel memiliki bentuk tetap.
  • Ujung depan sel euglenophyta melekuk ke dalam membentuk saluran yang ujung dalamnya meluas menjadi rongga membulat membentuk reservoar. Saluran dan reservoar itu dianggap sebagai terusan tempat partikel makanan padat masuk ke dalam sel.
  • Pada ujung anteriornya terdapat celah sempit yang memanjang ke arah posterior.
  • Pada bagian posterior, celah sempit ini melebar dan membentuk kantong cadangan atau reservoir.
  • Bulu cambuknya (flagel) terbentuk di sisi reservoir. Di sisi lain dari flagel, terdapat bintik mata yang sangat peka terhadap rangsangan sinar matahari.
  • Pada dasarnya Euglenophyta memiliki 2 buah flagel tipe cambuk berjumbai, dengan tonjolan lateral yang berupa bulu yang terletak pada satu barisan sepanjang flagel.
  • Tubuh Euglenophyta terlindung oleh selaput pelikel, sehingga bentuk tubuhnya tetap.
  • Di sebelah dalam selaput pelikel terdapat sitoplasma.
  • Di dalam sitoplasmanya terdapat berbagai organel seperti plastida, kloroplas, nukleus, vakuola kontraktil, dan vakuola nonkontraktil.
  • Euglenophyta dapat hidup secara autotrof maupun secara heterotrof, karena secara umum, Euglenophyta mempunyai cara hidup yang lengkap, yaitu dapat bersifat saprofit (heterotrof pada hewan yang sudah mati yang mengandung bahan organik), holozoik (menyerap bahan makanan), maupun fototrofik. Karena dapat bersifat heterotrof maupun autotrof, maka Euglenophyta disebut bersifat miksotrof.
  • Pada saat sinar matahari mencukupi, Euglenophyta melakukan fotosintesis. Tetapi bila tidak terdapat sinar matahari, Euglenophyta mengambil zat organik yang terlarut di sekitarnya.
  • Pengambilan zat organik dilakukan oleh Euglenophyta dengan cara absorbsi melalui membran sel. Selanjutnya, zat makanan itu dicernakan secara enzimatis di dalam sitoplasma.
  • Beberapa Euglenophyta berfotosintesis dan yang lain tidak. Dalam hal ini, anggota-anggota yang berpigmen memiliki kloroplas yang berisi klorofil A dan B.
  • Hasil fotosintesis dari Euglenophyta disimpan sebagai paramilon, yaitu sebuah polimer glukosa yang berbentuk butiran dalam sitoplasma.
  • Sesuai dengan alat geraknya yang berupa flagel (bulu cambuk), sebagian besar Euglenophyta hidup di perairan, mulai dari air tawar, air laut, dan lumpur. Bahkan ekstrimnya, Euglenophyta dapat hidup dalam perut berudu Rana sp.
  • Euglenophyta berkembangbiak secara vegetatif, yaitu dengan pembelahan biner secara membujur. Pembelahan ini dimulai dengan membelahnya nukleus menjadi 2. Selanjutnya flagel dan sitoplasma serta selaput sel juga terbagi menjadi 2. Akhirnya terbentuklah 2 sel euglena baru.
  • Euglenophyta bereproduksi dengan melakukan pembelahan biner, yaitu suatu pembelahan sederhana sebuah organisme utuh menjadi 2 bagian yang sama yang kemudian tumbuh dan membentuk individu baru. Pembelahan sel dapat terjadi juga ketika sel bergerak, yang merupakan pembelahan longitudinal dan dimulai pada ujung anterior.