Kegunaan Kemiri

ASTALOG.COM – Kemiri adalah tumbuhan yang bijinya bisa dimanfaatkan sebagai sumber minyak dan rempah-rempah. Tumbuhan ini masih sekerabat dengan singkong dan termasuk dalam suku Euphorbiaceae. Kemiri merupakan tumbuhan yang menyebar luas mulai dari India dan Cina, melewati Asia Tenggara dan Nusantara, hingga Polinesia dan Selandia Baru. Di Indonesia, kemiri dikenal dengan banyak nama, di antaranya: kembiri, gambiri, hambiri, kemili, kemiling, buah kareh, kaminting, muncang, dan masih ada lainnya.

KLASIFIKASI ILMIAH KEMIRI

  • Kerajaan : Plantae
  • Divisi : Magnoliophyta
  • Kelas : Magnoliopsida
  • Ordo : Malpighiales
  • Famili : Euphorbiaceae
  • Genus : Aleurites
  • Spesies : Aleurites Moluccana
 

CIRI-CIRI FISIK TUMBUHAN KEMIRI

  • Berpohon besar dengan tinggi mencapai 40 m dan gemang hingga 1,5 m.
  • Pepagan abu-abu, sedikit kasar berlentisel.
  • Berdaun muda dan tunggal, berseling, berwarna hijau tua, bertangkai panjang hingga 30 cm, dengan sepasang kelenjar di ujung tangkai. Helai daun hampir bundar berdiameter hingga 30 cm, dengan pangkal berbentuk jantung, bertulang daun menjari hanya pada awalnya, bertaju 3-5 bentuk segitiga di ujungnya.
  • Ranting dan karangan bunga dihiasi dengan rambut bintang yang rapat, pendek, dan berwarna perak mentega; seolah bertabur tepung. Dari kejauhan, tajuk pohon ini nampak keputihan atau keperakan.
  • Bunga-bunganya berkelamin tunggal, putih, bertangkai pendek. Bunga-bunga betina berada di ujung malai payung tambahan, sedangkan bunga-bunga jantan yang lebih kecil dan mekar lebih dahulu berada di sekelilingnya, berjumlah lebih banyak.
PELAJARI:  10 Ratu Paling Terkenal Dalam Sejarah

KEGUNAAN KEMIRI

 

1) Biji Kemiri

Biji kemiri memiliki kesamaan dalam rasa dan tekstur dengan biji macadamia, serta memiliki kandungan minyak yang hampir sama. Biji kemiri yang setelah diolah sering digunakan dalam masakan Indonesia dan masakan Malaysia. Di Pulau Jawa, biji kemiri juga dijadikan sebagai saus kental yang dimakan dengan sayuran dan nasi. Kemiri juga dibakar dan dicampur dengan pasta dan garam untuk membuat bumbu masak khas Hawaii yang disebut inamona.

Inti biji kemiri mengandung 60–66% minyak. Penanaman kemiri modern kebanyakan hanya untuk memperoleh minyaknya. Dalam setiap penanaman, masing-masing pohon akan menghasilkan sekitar 30–80 kg kacang kemiri, dan sekitar 15 sampai 20% dari berat tersebut merupakan minyak yang didapat. Kebanyakan minyak yang dihasilkan digunakan secara lokal, tidak diperdagangkan secara internasional. Minyak kemiri terutama mengandung asam oleostearat. Minyak yang lekas mengering ini biasa digunakan untuk mengawetkan kayu, sebagai pernis atau cat, melapis kertas agar anti air, bahan sabun, bahan campuran isolasi, pengganti karet, dan lain-lain.

PELAJARI:  Alasan Kedatangan Sekutu Menimbulkan Kontroversi

2) Kayu Kemiri

Meskipun dapat menghasilkan kayu yang berukuran besar, kayu kemiri yang berwarna keputihan dianggap terlalu ringan dan tidak awet sebagai kayu bangunan. Kayu kemiri dapat digunakan untuk membuat furniture, peralatan kecil, korek api, dan juga untuk pulp. Di Jakarta, dulunya kayu kemiri sering juga digunakan untuk membuat perabotan rumah tangga. Di Hawaii, kayu kemiri kadang-kadang digunakan untuk membuat sampan sederhana. Di Lombok, kayu kemiri juga diolah menjadi papan dan kerajinan tangan.

3) Kegunaan Lainnya

Beberapa bagian dari tanaman ini sudah digunakan dalam obat-obatan tradisional di daerah-daerah pedalaman, seperti:

  • Minyak biji kemiri digunakan sebagai bahan tambahan dalam perawatan rambut (untuk menyuburkan rambut).
  • Biji kemiri dapat digunakan sebagai obat pencahar.
  • Kulit kayu kemiri digunakan sebagai obat kanker di Jepang.
PELAJARI:  Siapa Penemu Hukum Newton?

Kemiri juga sering ditanam sebagai pohon serbaguna, untuk menghijaukan lahan, sebagai peneduh di pekarangan, dan juga untuk pohon hias. Di Jawa, biji kemiri biasa dijadikan sebagai bahan permainan untuk diadu kekerasan tempurungnya. Sementara itu, dalam penulisan lontar, biji kemiri yang telah dibakar digunakan untuk menghitamkan tulisan pada lembaran-lembaran lontar.