Sistem Penggolongan Darah

ASTALOG.COM – Golongan darah manusia dibagi menjadi beberapa macam. Hal ini dapat dilihat dari aglutinogen (antigen) dan aglutinin (antibodi ) yang terkandung dalam darah seseorang. Penggolongan darah ini pertama kali ditemukan oleh Dr. Lendsteiner dan Donath. Di dalam darah manusia terdapat aglutinogen (antigen) pada eritrosit dan aglutinin (antibodi) yang terdapat di dalam plasma darah.

Sistem golongan darah pada manusia ada 3 macam yaitu sistem ABO, sistem MN, dan sistem rhesus. Berikut penjelasannya, dilansir dari laman Handoko19.wordpress.com.

 

1. Sistem ABO

Sistem golongan darah tersebut dikembangkan oleh Karl Landsteiner, seorang ahli biologi dan fisika dari Austria. Bagaimana membedakan keempat jenis golongan darah tersebut? Mengapa antar golongan darah belum tentu bisa saling donor?

 

Dalam sel darah merah kita, terdapat beberapa jenis antigen di permukaan sel darah merah. Salah satunya adalah antigen A dan B. Darah kita bisa mengandung antigen A, antigen B, keduanya, atau tidak mengandung keduanya sama sekali. Antigen inilah yang menjadi penentu utama jenis golongan darah seseorang.

PELAJARI:  Material Pembentuk Litosfer

Selain itu, di dalam darah kita juga terkandung aglutinin. Aglutinin ini bertindak sebagai antibodi terhadap antigen A dan B. Adanya aglutinin a akan menolak keberadaan antigen A dalam darah. Demikian pula aglutinin B akan menolak keberadaan antigen B dalam darah. Penolakan ini ditandai dengan penggumpalan aglutinin saat bertemu dengan antigen yang ditolaknya. Inilah yang menyebabkan donor darah tidak bisa dilakukan sembarangan. Harus diperhatikan apakah aglutinin yang dimiliki oleh golongan darah penerima tidak menolak antigen yang dimiliki oleh golongan darah pendonor.

Nah, berikut ini adalah karakteristik komposisi antigen darah sesuai dengan golongannya

– Orang dengan golongan darah A hanya memiliki antigen A dan aglutinin b.
– Orang dengan golongan darah B hanya memiliki antigen B dan aglutinin a.
– Orang dengan golongan darah AB memiliki antigen A dan B, tetapi tidak memiliki aglutinin a dan b.
– Orang dengan golongan darah O tidak memiliki antigen A dan B, tidak memiliki aglutinin a dan b(Robertus sonny.2013.Sistem Golongan Darah ABO).

PELAJARI:  Kode Etik Pengutipan

2. Sistem Rhesus

Sistem penggolongan darah yang lain adalah berdasarkan faktor Rhesus. Sistem rhesus ditemukan oleh Lionel dan Weiner pada tahun 1940 dengan menyuntikkan darah kera Macacus rhesus ke tubuh kelinci, ternyata darah kera tersebut digumpalkan oleh aglutinin yang dihasilkan plasma darah kelinci. Aglutinin yang berasal dari kelinci itu juga menggumpalkan darah manusia walaupun tidak pada semua orang.

Orang yang darahnya dapat digumpalkan oleh aglutinin dari kelinci dikelompokkan sebagai golongan Rhesus positif (Rh+), sedangkan yang darahnya tidak dapat digumpalkan oleh aglutinin kelinci tadi dikelompokkan ke dalam Rhesus negatif (Rh–). Secara singkat dapat diterangkan:

1) Golongan darah Rh+, dalam eritrositnya mengandung antigen Rhesus, pada plasmanya tidak dibentuk antibodi terhadap antigen Rhesus.
2) Golongan darah Rh– , dalam eritrositnya tidak ada antigen Rhesus, pada plasmanya dapat dibentuk antibodi terhadap antigen Rhesus.

PELAJARI:  Apa yang Dimaksud Dengan Makanan 4 Sehat 5 Sempurna?

Golongan darah Rhesus negatif banyak dimiliki oleh orang Eropa ± 85% dari jumlah penduduk, sedangkan orang Asia terutama Indonesia golongan Rhesus negatif hanya ± 0,013%.(Hikmat.2013.Macam-macam golongan darah).

3. Sistem MN

Pada tahun 1972 K. Landsteiner dan P. Levine telah menemukan golongan darah sistem MN pada golongan darah manusia akibat ditemukan antigen M dan antigen N pada sel darah merah (eritrosit) manusia. Sistem golongan darah ini terdiri atas 3 jenis yaitu:

– Golongan M, mengandung antigen M
– Golongan N, mengandung antigen N
– Golongan MN, mengandung antigen M dan antigen N