Tipe-tipe Batuan Metamorf

ASTALOG.COM – Batuan metamorf disebut juga batuan malihan. Batuan ini merupakan hasil transformasi atau ubahan dari suatu tipe batuan yang telah ada sebelumnya, yaitu protolith, oleh suatu proses yang disebut metamorfisme, yang berarti “perubahan bentuk”. Batuan protolith yang terkena panas (lebih besar dari 150°C) dan tekanan ekstrem (1500 bar), akan mengalami perubahan fisika dan/atau kimia yang besar. Protolith dapat berupa batuan sedimen, batuan beku, atau batuan metamorf lain yang lebih tua.

Batuan metamorf membentuk bagian yang cukup besar dari kerak bumi dan diklasifikasikan berdasarkan tekstur, selain juga oleh susunan mineral dan susunan kimianya (fasies metamorfik). Batuan metamorf dapat terbentuk secara mudah akibat berada dalam kedalaman tinggi, mengalami suhu tinggi dan tekanan besar dari lapisan batuan di atasnya. Batuan metamorf dapat terbentuk dari proses tektonik seperti tabrakan benua, yang menyebabkan tekanan horisontal, gesekan dan distorsi. Batuan metamorf juga terbentuk ketika batuan terpanaskan oleh intrusi dari batuan cair dan panas yang disebut magma dari interior bumi.

 

TIPE-TIPE BATUAN METAMORF

1. Metamorfisme Kontak

PELAJARI:  Pertanyaan Terkait Sungai dan Danau
 

Metamorfisme kontak adalah nama yang diberikan untuk perubahan yang terjadi ketika magma disuntikkan ke batuan padat di sekelilingnya (country rock). Perubahan ini merupakan perubahan terbesar di mana pun magma kontak dengan batuan karena suhu tertinggi terjadi pada batas ini dan menurun bila semakin jauh dengan kontak. Zona yang bermetamorfisme di sekitar batuan beku yang terbentuk dari pendinginan magma disebut aureole kontak metamorfisme. Aureole menunjukkan semua derajat metamorfisme dari area kontak hingga area non-metamorfisme (tidak berubah) pada country rock yang jauh dari area kontak. Pembentukan mineral bijih yang penting dapat terjadi oleh proses metasomatisme pada atau di dekat zona kontak.

2. Metamorfisme Regional

Metamorfisme regional (metamorfisme dinamik) adalah nama yang diberikan untuk perubahan yang terjadi pada massa besar batuan di wilayah yang luas. Batuan dapat bermetamorfosis hanya dengan berada di kedalaman besar di bawah permukaan bumi, mengalami suhu tinggi dan mengalami tekanan yang besar disebabkan oleh berat yang sangat besar dari lapisan batuan di atasnya. Sebagian besar kerak benua bagian bawah adalah batuan metamorf, selain juga ada intrusi batuan beku yang baru terbentuk. Pergerakan tektonik horizontal seperti tumbukan benua menghasilkan sabuk orogenik, menyebabkan tingginya suhu, tekanan, dan deformasi di batuan sepanjang sabuk tersebut.

PELAJARI:  Jenis Manusia Purba di Indonesia

3. Metamorfisme Kataklastik

Metamorfisme kataklastik terjadi akibat dari deformasi mekanis, seperti ketika 2 tubuh batuan bergeser melewati satu sama lain sepanjang zona sesar. Gesekan di sepanjang zona geser menghasilkan panas, dan batuan terdeformasi secara mekanik. Batuan tersebut hancur dan tertumbuk akibat pergeseran tersebut. Metamorfisme kataklastik tidak umum terjadi terbatas di zona sempit dimana sesar mendatar terjadi.

4. Metamorfisme Hidrotermal

Batuan yang terubah pada suhu tinggi dan tekanan sedang akibat cairan hidrotermal disebut mengalami metamorfisme hidrotermal. Hal ini biasa terjadi dalam batuan basaltik yang umumnya kekurangan mineral – mineral hidrat. Metamorfisme hidrotermal menyebabkan alterasi menjadi mineral – mineral hidrat kaya Mg-Fe seperti talk, klorit, serpentin, aktinolit, tremolit, zeolit, dan mineral lempung. Endapan kaya bijih sering terbentuk akibat metamorfisme hidrotermal.

PELAJARI:  Jelaskan Yang Dimaksud Dengan Nabi dan Rasul

5. Metamorfisme Tindihan

Ketika batuan sedimen terkubur sampai kedalaman beberapa ratus meter, suhu yang lebih besar dari 300°C dapat berkembang tanpa adanya stres diferensial. Mineral baru tumbuh, tetapi batuan tidak tampak bermetamorfosis. Mineral utama yang dihasilkan biasanya adalah Zeolit. Metamorfosis tindihan tumpang tindih dengan diagenesis sampai batas tertentu, dan metamorfisme ini dapat berubah menjadi metamorfisme regional seiring meningkatnya suhu dan tekanan.

6. Metamorfisme Dampak

Ketika material luar bumi, seperti meteorit atau komet jatuh ke bumi Bumi atau jika ada ledakan gunung berapi yang sangat besar, tekanan sangat tinggi dapat terjadi pada batua -batuan yang terkena dampak. Tekanan-tekanan yang sangat tinggi dapat menghasilkan mineral yang hanya stabil pada tekanan yang sangat tinggi, seperti polimorf SiO2, koesit, dan stishofit. Selain itu, mereka dapat menghasilkan tekstur yang dikenal sebagai shock lamellae di butiran mineral, dan tekstur seperti kerucut pecah di batuan yang berdampak.