Cara Hidup Burung Hantu

ASTALOG.COM – Burung hantu adalah kelompok burung yang merupakan anggota ordo Strigiformes. Burung ini termasuk golongan burung buas (karnivora, pemakan daging) dan merupakan hewan malam (nokturnal). Seluruhnya, terdapat sekitar 222 spesies yang telah diketahui, yang menyebar di seluruh dunia kecuali Antartika, sebagian besar Greenland, dan beberapa pulau-pulau terpencil.

Menurut Wikipedia, umumnya burung hantu berbulu burik, kecoklatan atau abu-abu dengan bercak-bercak hitam dan putih. Dipadukan dengan perilakunya yang kerap mematung dan tidak banyak bergerak, menjadikan burung ini tidak mudah kelihatan; begitu pun ketika tidur di siang hari di bawah lindungan daun-daun.

 

Ekor burung hantu umumnya pendek, namun sayapnya besar dan lebar. Rentang sayapnya mencapai sekitar tiga kali panjang tubuhnya.

Siklus Hidup

 

Siklus hidup burung hantu terdiri dari beberapa fase. Fase atau siklus hidup burung hantu tersebut adalah sebagai berikut, dilansir dari laman Jual-beli-hewan-peliharaan.blogspot.co.id:

– Fase Mating

Mating disebut juga masa kawin. Umumnya, masa kawin burung hantu terjadi pada akhir bulan penghujan dan awal kemarau (antara bulan maret hingga mei). Meski terkenal sebagai hewan soliter, pada fase mating burung hantu jantan dan betina biasanya akan bertemu dan membuat sarang di lubang pada batang pohon untuk melaksanakan ritual kawin dan membesarkan anak-anak mereka.Usia burung hantu siap kawin adalah yang berumur diatas satu tahun (13 atau 14 bulan). Setelah ritual kawin selesai, burung hantu jantan akan akan tetap tinggal bersama burung hantu betina.

PELAJARI:  Jelaskan Dampak Posisi Astronomis Indonesia

– Fase Bertelur

Dua minggu Jumlah telur burung hantu berjumlah 3 hingga 12 butir, tergantung jenisnya.Umumnya, jumlah telur burung hantu adalah 3 hingga 4 butir yang keluar dari induk burung hantu dalam jangka waktu 1 hingga 4 hari. Telur-telur tersebut tidak menetas dalam waktu yang bersamaan. Sejak dimulainya masa bertelur, kedua orangtua burung hantu akan sangat protektif terhadap telur-telurnya. Tugas mencari makanan adalah tugas burung hantu pejantan, sementara burung hantu betina akan tetap berada di sarang sambil mengerami telur-telurnya.

– Fase Pengeraman dan Penetasan

Burung hantu betina tidak akan mengerami telur-telurnya sampai semua telur sudah ia keluarkan. Selama masa pengeraman telur, induk jantan akan keluar mencari makan untuk betinanya. Normalnya, telur burung hantu akan dierami oleh induk betina selama 32 hingga 36 hari. Setelah 32 hari, telur burung hantu akan menetas. Induk betina burung hantu akan tetap mengerami telurnya hingga semua telur menetas. Interval waktu dari telur pertama yang menetas hingga telur terakhir kurang lebih 2 hingga 3 minggu. Bayi burung hantu akan memecahkan telurnya dengan ‘paruh telur’ (egg beak) yang dimilikinya. Bayi burung hantu lahir dalam keadaan buta dan tanpa bulu. Dalam 2 hingga 3 hari, secara perlahan-lahan akan muncul bulu halus yang disebut bulu jarum, dan dalam 5 hingga 7 hari, mata burung hantu akan terbuka. Pada fase pengeraman telur dan penetasan telur burung hantu, induk jantan tetap pada tugasnya sebagai pencari makanan.

PELAJARI:  Flora dan Fauna Khas Timor Leste

– Fase Penyapihan dan Latihan

Pada fase ini, kedua induk burung hantu akan memberi makan dan mendidikan anak-anaknya hingga si anak burung hantu mampu terbang dan mencari mangsa sendiri. Tidak semua anak burung hantu yang ditetaskan akan bertahan. Seperti hukum alam lainnya, anakan burung hantu yang terkuat adalah yang akan bertahan. Anak burung hantu yang lemah biasanya akan mati karena berbagai sebab: terjatuh dari kandang, kurang mendapatkan makanan karena persaingan perebutan makanan antar-anak burung hantu, dan lain sebagainya. Anakan burung hantu mulai bisa terbang pada usia 9 hingga 10 minggu setelah menetas, dan mereka akan mulai belajar berburu sendiri di luar kandang pada usia 11 hingga 13 minggu. Anak burung hantu akan benar-benar meninggalkan kandangnya untuk hidup independent saat menginjak usia 15 hingga 16 minggu setelah dilahirkan.

PELAJARI:  Elemen Dasar Struktur Sosial

– Fase Hidup Independen

Setelah meninggalkan sarang, burung hantu akan hidup sendiri-sendiri (soliter). Burung hantu akan berburu pada malam hari, dan menghabiskan waktu siang hari dengan tertidur di dahan pohon dan lubang pohon yang tak terpakai yang aman dari predator. Burung hantu baru akan hidup bersama pasangannya saat memasuki usia siap kawin (mating).