Bagaimana Penyerbukan pada Anggrek?

ASTALOG.COM – Tanaman atau bunga anggrek atau dalam bahasa Inggris dikenal sebagai orchid (orchidaceae) merupakan suatu suku tumbuhan berbunga dengan anggota jenis terbanyak. Jenis-jenisnya tersebar luas dari daerah tropika basah hingga wilayah sirkumpolar, meskipun sebagian besar anggotanya ditemukan di daerah tropika. Kebanyakan anggota dari suku anggrek hidup sebagai epifit, terutama yang berasal dari daerah tropika. Anggrek di daerah beriklim sedang biasanya hidup di tanah dan membentuk umbi sebagai cara beradaptasi terhadap musim dingin. Anggrek juga terkenal dengan organ-organ penyusun bunganya yang cenderung tebal dan berdaging (sukulen) sehingga hal tersebut membuat anggrek tahan dalam menghadapi tekanan akan ketersediaan air. Oleh karena itulah anggrek epifit dapat hidup dari embun dan udara lembap.

Ciri-ciri Umum Anggrek

  • Memiliki organ-organ yang sukulen atau “berdaging” tebal dengan kandungan air yang tinggi. Dengan demikian, anggrek dapat hidup pada kondisi ketersediaan air yang rendah. Air diperoleh dari hujan, tetesan, embun, atau uap air di udara. Akan tetapi, anggrek tidak ditemukan di daerah gurun karena perakarannya tidak intensif.
  • Anggrek menyukai cahaya matahari tetapi tidak langsung sehingga anggre biasa ditemukan di alam sebagai tumbuhan lantai hutan atau di bawah naungan.
  • Sebagai tanaman hias, anggrek bisa bertahan di dalam ruang.
  • Berakar serabut, tetapi tidak dalam.
  • Tumbuh secara epifit, yaitu dengan mengembangkan akar sukulen dan melekat pada batang pohon tempatnya tumbuh, namun tidak merugikan pohon inang.
  • Ada pula beberapa jenis anggrek yang tumbuh secara geofitis, dengan istilah lain, yaitu terrestria, yang artinya tumbuh di tanah dengan akar-akar di dalam tanah.
  • Ada beberapa jenis anggrek yang bersifat saprofit, yaitu tumbuh pada media daun-daun kering dan kayu-kayu lapuk yang telah membusuk menjadi humus.
  • Pada permukaan akarnya seringkali ditemukan jamur akar (mikoriza) yang bersimbiosis dengan anggrek.
  • Batangnya beruas-ruas.
  • Anggrek yang hidup di tanah atau anggrek tanah, memiliki batang yang pendek dan cenderung menyerupai umbi.
  • Anggrek yang hidup sebagai epifit, memiliki batang yang tumbuh dengan baik dan seringkali meneba, serta terlindungi lapisan lilin untuk mencegah terjadinya penguapan yang berlebihan.
  • Pertumbuhan batang anggrek dapat bersifat “memanjang” (monopodial) atau “melebar” (simpodial), tergantung genusnya.
  • Daun anggrek biasanya berbentuk oval memanjang dengan tulang daun memanjang pula, sebagaimana khas daun monokotil.
  • Daun anggrek dapat menebal dan berfungsi sebagai penyimpan air.
  • Bunga anggrek berbentuk khas dan menjadi ciri yang membedakannya dari anggota suku lain. Bunga-bunga anggrek berbentuk simetris bilateral dan tersusun secara majemuk, dimana bunganya muncul dari tangkai bunga yang memanjang, atau muncul dari ketiak daun.
  • Helaian kelopak bunga anggrek (sepal) biasanya berwarna mirip dengan mahkota bunga (tepal).
  • Satu helai mahkota bunga termodifikasi membentuk semacam “lidah” yang melindungi suatu struktur aksesoris yang membawa benang sari dan putik.
  • Benang sari memiliki tangkai sangat pendek dengan 2 kepala sari berbentuk cakram kecil (pollinia) dan terlindung oleh struktur kecil yang harus dibuka oleh serangga penyerbuk dan membawa serbuk sari ke mulut putik. Tanpa bantuan organisme penyerbuk, tidak akan terjadi penyerbukan.
  • Buah anggrek berbentuk kapsul yang berwarna hijau dan jika masak akan mengering dan terbuka dari samping.
  • Biji anggrek sangat kecil dan ringan, sehingga mudah terbawa angin.
  • Biji anggrek tidak memiliki jaringan penyimpan cadangan makanan, bahkan embrionya belum mencapai kematangan sempurna. Perkecambahan baru terjadi jika biji jatuh pada medium yang sesuai dan melanjutkan perkembangannya hingga masak.
PELAJARI:  Proses Perubahan Tulang Rawan menjadi Tulang Keras

Bagaimana Penyerbukan pada Anggrek?

unduhan

  1. Bunga yang akan diserbukkan dipilih yang telah mekar pada hari ke-4, dalam keadaan sehat dan segar.
  2. Penutup kepala sari dibuka menggunakan pinset, lidi, atau tusuk gigi yang bersih.
  3. Untuk jenis anggrek yang tidak memiliki perekat pada pollen-nya lebih baik membawa wadah untuk menampung pollen agar tidak jatuh.
  4. Pollen yang berperekat diambil menggunakan pinset, lidi, atau tusuk gigi yang bersih.
  5. Untuk pollen yang tidak berperekat maka pinset atau lidi dapat ditempelkan dahulu ke dalam putik agar mengandung perekat kemudian baru untuk mengambil pollen.
  6. Bibir bunga (labellum) dibuka lalu pollen dimasukkan ke dalam putik hingga melekat dua-duanya.
  7. Beri identitas dengan menggantungkan label pada tangkai bunga yang bertuliskan nama anggrek, tanggal penyerbukan, dan nama penyerbuk.