Alat Untuk Mengukur Tekanan Darah Disebut Dengan?

ASTALOG.COM – Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri darah ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti berikut – 120 /80 mmHg. Nomor atas (120) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung, dan disebut tekanan sistole. Nomor bawah (80) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara pemompaan, dan disebut tekanan diastole. Saat yang paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah saat Anda istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring.

Satuan tekanan darah adalah milimeter hydrargyrum atau air raksa disingkat dengan mmHg. Sehingga cara membaca tekanan darah 120 /80 mmHg tersebut yaitu seratus dua puluh per delapan puluh milimeter air raksa.

 

Pada umumnya, tekanan darah ber fluktuasi dari waktu ke waktu, aktivitas fisik dan emosi. Maka dari itu, tekanan darah harus diambil saat kondisi istirahat dan lebih dari satu kesempatan. Biasanya, tekanan darah Anda akan meningkat jika:

– Volume darah Anda meningkat karena terlalu banyak asupan garam yang mengumpulkan banyak air dalam tubuh.
– Pembuluh darah Anda menjadi lebih rentan terhadap atherosclerosis, proses dimana substansi lemak terkumpul pada dinding pembuluh darah.

Tekanan darah Anda bisa meningkat karena konsumsi alkohol, merokok dan obesitas. Anda dapat menurunkan resiko terkena tekanan darah tinggi dengan menjaga indeks berat tubuh (BMI) antara 18.5 dan 22.9

PELAJARI:  Jelaskan Tentang Operasi Trikora!
 

Hipertensi merupakan suatu kondisi medis kronis dengan tekanan darah di arteri meningkat. Peningkatan ini menyebabkan jantung harus bekerja lebih keras dari biasanya untuk mengedarkan darah melalui pembuluh darah. Biasa disebut dengan tekanan darah tinggi. Hipertensi terbagi menjadi hipertensi primer (esensial) atau hipertensi sekunder.

Hipertensi primer atau esensial merupakan hipertensi yang tidak atau belum diketahui sebabnya (terdapat pada kurang lebih 90 % dari seluruh hipertensi).

Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan/ sebagai akibat dari adanya penyakit lain.

Gejala Hipertensi.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi harus diwaspadai, karena umumnya pada penderita hipertensi tidak merasakan adanya gejala. Namun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal.

PELAJARI:  Arti Pembudidayaan Rumput Laut

Jika hipertensi sudah pada level yang berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala antara lain ; sakit kepala, kelelahan mual, muntah, sesak napas, gelisah, pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal. Terkadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif, yang harus segera mendapatkan penanganan.

 

Tekanan Darah Rendah.

Selain darah tinggi ada juga yang disebut dengan tekanan darah rendah. Tekanan darah rendah atau hypotention atau lebih sering dikenal postural hypotention (lebih sering terjadi pada orang yang sedang berdiri atau sit-up). Biasanya tekanan darah dikendalikan seiring perubahan posisi tubuh, tetapi orang yang mengalami postural hypotention tidak bisa menjaga tekanan darahnya. Postural hypotention dapat terjadi akibat konsumsi obat antidepresan atau obat antihipertensi (tekanan darah tinggi), dan sering terjadi pada orang yang mengalami Diabetes mellitus. Tekanan darah rendah yang akut terjadi akibat kejutan dan dapat disebabkan oleh luka yang serius seperti myocardial infraction (serangan jantung) atau kegagalan adrenalin.

PELAJARI:  Dampak Radiasi Nuklir pada Kesehatan

Tekanan darah rendah yang sesungguhnya adalah jika seseorang selalu mengalami tekanan darah di bawah 120/80, sedangkan semua yang disebutkan pada alinea di atas bersifat sementara. Seseorang yang mengalami tekanan darah rendah dapat dikatakan mengidap tekanan darah tinggi, jika tekanan sistoliknya (atas) meningkat setidaknya 20 mmHg dan tekanan diastoliknya (bawah) meningkat setidaknya 10mmHg, walaupun tekanan darahnya setelah peningkatan masih di bawah 140/90. Misalnya seseorang yang biasanya tekanan darah rendahnya 110/70, jika meningkat menjadi 130/80 sudah dikatakan mengidap penyakit tekanan darah tinggi.

Cara untuk mendiagnosis tekanan darah rendah:

– Mengukur tekanan darah menggunakan tensimeter.
– Mengukur darah total seperti kadar gula karena memiliki hubungan dengan tekanan darah rendah.
– Elektrokardiogram.
– Ekokardiogram.
– Uji stress.
– Manuver Valsava
– Uji tabel tilt.

Alat Pengukur Tekanan Darah.
Alat pengukur tekanan darah disebut dengan Tensimeter atau sering juga disebut spiyghmomanometer. Tensimeter dikenalkan pertama kali oleh dr. Nikolai Korotkov, seorang ahli bedah Rusia lebih dari 100 tahun yang lalu.