Apa Hikmah Shalat Sunnah?

ASTALOG.COM – Shalat sunnah adalah semua shalat yang dikerjakan di luar shalat yang difardhukan. Shalat sunnah disebut shalat nawaafli atau shalat naafilah. Rasulullah saw. selalu mengerjakan shalat sunnah baik di siang hari maupun di malam hari. Semua shalat sunnah yang dikerjakan itu adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mengharapkan tambahan pahala yang lebih banyak. Dan juga untuk menambah ketaqwaan kepada Allah swt.

Shalat sunah muakadah merupakan sholat yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan (hampir mendekati sholat wajib), yang termasuk shalat sunah muakad adalah shalat hari raya idhul fitri, sholat hari raya idhul adha, shala sunnah witir, dan shalat sunah thawaf.

 

Berbeda dengan shalat wajib, jika Anda tidak melaksanakan shalat sunnah maka tidak apa-apa, sebaliknya jika dikerjakan maka Anda akan mendapatkan pahala.

Waktu shalat sunah
Untuk waktu sholat sunah ada tiga waktu, yaitu shalat sunah yang dikerjakakan pada malam hari atau yang disebut dengan qiyamul lail (misalnya shalat tahajud, sholat tarawih), Sholat sunah yang dikerjakan pada pagi hari misalnya shalat dhuha, dan sholat sunah yang bisa dikerjakan pada siang hari dan pagi hari, contohnya shalat sunah wudlu.

 

Jenis-jenis Shalat Sunnah
1. Shalat Sunnah Rawatib
Shalat sunnah rawatib adalah shalat sunnah yang mengiringi shalat wajib. Shalat sunnah ini ditetapkan berdasarkan sabda Rasulullah n yang diriwayat dari Ummu Habibah, bahwasanya Rasulullah n bersabda:

PELAJARI:  Sejarah Lahirnya Agama Buddha

مَنْ صَلَّى فِى يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ ثِنْتَىْ عَشْرَةَ رَكْعَةً بُنِىَ لَهُ بَيْتٌ فِى الْجَنَّةِ أَرْبَعًا قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ صَلاَةِ الْفَجْرِ

“Barangsiapa sehari semalam mengerjakan shalat 12 raka’at (sunnah rawatib), akan dibangunkan baginya rumah di surga, yaitu: 4 raka’at sebelum Zhuhur, 2 raka’at setelah Zhuhur, 2 raka’at setelah Maghrib, 2 raka’at setelah ‘Isya dan 2 raka’at sebelum Shubuh.

2. Shalat Sunnah Tahajjud
Shalat sunnah tahajjud adalah shalat sunnah yang dilakukan di waktu malam ketika seseorang terbangun dari tidurnya. Allah berfirman:

{{أَمَّنۡ هُوَ قَٰنِتٌ ءَانَآءَ ٱلَّيۡلِ سَاجِدٗا وَقَآئِمٗا يَحۡذَرُ ٱلۡأٓخِرَةَ وَيَرۡجُواْ رَحۡمَةَ رَبِّهِۦۗ… ٩}}

“(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya?” (Q.S. Az-Zumar: 9).

3. Shalat Sunnah Witir

Shalat witir adalah shalat yang dilakukan pada malam hari sesudah mengerjakan shalat ‘isya. Shalat witir merupakan shalat sunnah dengan jumlah rakaat yang ganjil, seperti 1, 3, 5, 7, 9 sampai 11 rakaat. Shalat sunnah witir dilakukan sebagai penutup segala shalat pada malamnya, hal ini berdasarkan sabda Rasulullah n yang diriwayatkan dari ‘Abdillah (Abdullah bin ‘Umar):

PELAJARI:  Mukjizat Nabi Ibrahim

}}اجْعَلُوا آخِرَ صَلاَتِكُمْ بِاللَّيْلِ وِتْرً{{

“Jadikanlah akhir shalat malam kalian adalah shalat witir.

4. Shalat Sunnah Dhuha
Diriwayatkan dari Abi Dzar bahwa Rasulullah n bersabda:

}}يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْىٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى{{

“Pada pagi hari diharuskan bagi seluruh persendian di antara kalian untuk bersedekah. Setiap bacaan tasbih (subhanallah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahmid (alhamdulillah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahlil (laa ilaha illallah) bisa sebagai sedekah, dan setiap bacaan takbir (Allahu akbar) juga bisa sebagai sedekah. Begitu pula amar ma’ruf (mengajak kepada ketaatan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran) adalah sedekah. Ini semua bisa dicukupi (diganti) dengan melaksanakan shalat Dhuha sebanyak dua raka’at.

5. Shalat Sunnah Isyraq
Diriwayatkan dari Anas bin Malik, bahwa Rasulullah n bersabda:

}}مَنْ صَلَّى الْغَدَاةَ فِى جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ. قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ n تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ{{

PELAJARI:  Sebutkan Tokoh-Tokoh Islam yang Berpengaruh Pada Perang Salib?

“Barangsiapa yang melaksanakan shalat shubuh secara berjama’ah lalu ia duduk sambil berdzikir pada Allah hingga matahari terbit, kemudian ia melaksanakan shalat dua raka’at (shalat isyraq), maka ia seperti memperoleh pahala haji dan umroh.” Berkata Anas bin Malik, Rasulullah n kemudian berkata: “Pahala yang sempurna, sempurna dan sempurna.

Selain 5 jenis shalat sunnah diatas, masih ada beberapa jenis shalat sunnah lainnya seperti Shalat Sunnah Dua Hari Raya (Hari Raya ‘Idul Fitri dan ‘Idul Adha), Shalat Sunnah Kusuf (Gerhana), Shalat Sunnah Istisqa’ (Minta Hujan), Shalat Sunnah Tarawih, dan Shalat Sunnah Tasbih.

Hikmah Shalat Sunnah
Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Nabi saw. bersabda, “Sesungguhnya amalan seseorang yang pertama kali dihisab pada hari kiamat (kelak) adalah shalatnya, jika shalatnya sempurna, maka sungguh ia berbahagia dan berhasil; namun jika shalatnya tidak benar, maka sungguh ia menyesal dan rugi; jika amalan fardhunya kurang, maka Rabb Tabarakta wa Ta’ala berfirman, “Lihatlah, adakah hamba-Ku (ini) memiliki amalan sunnah!’ Kemudian ia melengkapi kekurangan amalan fardhunya dengannya, kemudian diperlakukan seperti itu seluruh amalannya.” (Shahih: Shahih Nasa’i no: 451 dan 452, Tirmidzi I: 258 no: 411 dan Nasa’i 232).