Biografi 6 Tokoh Perumus Dasar Negara Indonesia

ASTALOG.COM – Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Kata Pancasila berasal dari 2 kata yang diambil dari bahasa Sanskerta, yaitu “Panca” yang berarti “5” dan “Sila” yang berarti “prinsip/asas“. Jadi, Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.

Perumusan Pancasila sendiri berawal dari sidang BPUPKI yang berlangsung pada 28 Mei 1945 – 1 Juni 1945. Sidang yang berlangsung selama 3 hari ini (28 Mei adalah pembukaan, dan sidang inti berlangsung mulai dari 29 Mei – 1 Juni 1945). Dalam sidang tersebut hal inti yang dibahas adalah mengenai perumusan dasar negara Republik Indonesia.

Isi Pidato dari 3 Tokoh Pergerakan Nasional Indonesia pada Sidang BPUPKI

  1. Sidang tanggal 29 Mei 1945, Mohammad Yamin berpidato dan mengemukakan gagasannya mengenai rumusan 5 asas dasar negara Republik Indonesia, yaitu:
    1. Peri Kebangsaan
    2. Peri Kemanusiaan
    3. Peri Ketuhanan
    4. Peri Kerakyatan
    5. Kesejahteraan Rakyat
  2. Sidang tanggal 31 Mei 1945, Soepomo berpidato dan mengemukakan gagasannya mengenai rumusan 5 prinsip dasar negara Republik Indonesia yang dinamakan “Dasar Negara Indonesia Merdeka“, yaitu:
    1. Persatuan
    2. Kekeluargaan
    3. Mufakat dan Demokrasi
    4. Musyawarah
    5. Keadilan Sosial
  3. Sidang tanggal 1 Juni 1945, Soekarno berpidato dan mengemukakan gagasannya mengenai rumusan 5 sila dasar negara Republik Indonesia, yang dinamakan “Pancasila“, yaitu:
    1. Kebangsaan Indonesia
    2. Internasionalisme dan Peri Kemanusiaan
    3. Mufakat atau Demokrasi
    4. Kesejahteraan Sosial
    5. Ketuhanan Yang Maha Esa
PELAJARI:  Ledakan Bom Atom di Hiroshima

Piagam Jakarta sebagai Cikal Bakal Pancasila

 

Selanjutnya setelah persidangan yang belum menemukan kesepakatan mengenai dasar negara Indonesia, akhirnya dibentuklah Panitia 9. Selanjutnya pada 22 Juni 1945, diadakan pertemuan antara panitia 9 dengan tokoh keagamaan (pihak Islam) yang kemudian menghasilkan rumusan dasar negara Indonesia yang dikenal sebagai “Piagam Jakarta“. Adapun isinya:

  1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.
  2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
  3. Persatuan Indonesia.
  4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
  5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Seiring berjalannya waktu dan mengingat negara Indonesia adalah negara yang tidak hanya terdiri dari umat Islam saja, akhirnya isi dari Piagam Jakarta diubah sedikit, dimana isinya inilah yang dinamakan sebagai Pancasila, yaitu:

  1. Ketuhanan Yang Maha Esa.
  2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
  3. Persatuan Indonesia.
  4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
  5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Biografi 6 Tokoh Perumus Dasar Negara Indonesia

 

Ada 6 orang tokoh yang dianggap sebagai perumus dasar negara Indonesia, yaitu Pancasila. Mereka adalah:

1. Ir. Soekarno

Ir. Soekarno merupakan Presiden Pertama Indonesia. Beliau akrab dengan sebutan Bung Karno. Lahir di Surabaya, Jawa Timur pada 6 Juni 1901 dan meninggal di Jakarta pada 21 Juni 1970. Ayahnya bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo dan ibunya bernama Ida Ayu Nyoman Rai. Masa kecilnya hanya beberapa tahun hidup bersama orang tuanya di Blitar. Semasa SD hingga tamat, beliau tinggal di Surabaya, indekos di rumah Haji Oemar Said (H.O.S) Tjokroaminoto, politisi kawakan pendiri Syarikat Islam.

Kemudian melanjutkan sekolah di HBS (Hoogere Burger School). Saat belajar di HBS itu, Soekarno telah menggembleng jiwa nasionalismenya. Selepas lulus HBS tahun 1920, pindah ke Bandung dan melanjut ke THS (Technische Hoogeschool atau Sekolah Teknik Tinggi yang sekarang menjadi ITB). Ia berhasil meraih gelar “Ir” pada 25 Mei 1926.

PELAJARI:  Bagian Teks Pidato Sambutan

2. Dr. Mohammad Hatta

Mohammad Hatta atau akrab disapa dengan Bung Hatta lahir pada 12 Agustus 1902 di Bukittinggi. Di kota kecil inilah Bung Hatta dibesarkan di lingkungan keluarga ibunya. Ayahnya, Haji Mohammad Djamil meninggal ketika ia berusia 8 bulan. Dari ibunya, Hatta memiliki 6 saudara perempuan. Ia adalah anak laki-laki satu-satunya.

Sejak duduk di MULO di kota Padang, ia telah tertarik pada pergerakan. Sejak tahun 1916, timbul perkumpulan-perkumpulan pemuda seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Minahasa, dan Jong Ambon. Bung Hatta masuk ke perkumpulan Jong Sumatranen Bond. Bung Hatta adalah Wakil Presiden pertama Indonesia yang mendampingi Bung Karno.

3. Soepomo

Prof. Mr. Dr Soepomo lahir di Sukoharjo pada 22 Januari 1903 dan meninggal di Jakarta pada 12 September 1958 adalah seorang pahlawan nasional Indonesia. Soepomo dikenal sebagai arsitek Undang-undang Dasar 1945 bersama dengan Muhammad Yamin dan Soekarno pada sidang BPUPKI.

PELAJARI:  Efek Positif dan Negatif Skot Jump

4. Muhammad Yamin

Muhammad Yamin dilahirkan di Sawahlunto, Sumatera Barat, pada tanggal 23 Agustus 1903 dan meninggal dunia pada tanggal 17 Oktober 1962 di Jakarta. Di zaman penjajahan, Yamin termasuk segelintir orang yang beruntung karena dapat menikmati pendidikan menengah dan tinggi. Lewat pendidikan itulah, Yamin sempat menyerap kesusastraan asing, khususnya kesusastraan Belanda.

5. K.H. Agus Salim

Lahir di Bukittinggi pada 8 Oktober 1884. Pendidikan ELS dan HBS. Setelah mendalami Islam di Jeddah, tahun 1911 ia kembali ke tanah air. Setahun kemudian di kota Padang ia mendirikan HIS (Holland Islandse School), yang diasuhnya sampai tahun 1915. Di Jakarta ia bekerja terakhir di Bataviasche Neewsblad dan sejak itu rajin menulis artikel. Karier politiknya dimulai dalam Serikat Islam. Ketika masuk, ia langsung duduk sebagai anggota pengurus. Namanya cepat terkenal karena pemikiran-pemikiran yang didukung oleh pengetahuan yang luas mengenai berbagai hal.

6. K.H. Abdul Wachid Hasyim

K.H. Abdul Wahid Hasjim adalah salah seorang anggota BPUPKI dan perumus Pancasila. Putera K.H. M. Hasyim Asy’ari, pendiri NU ini lahir di Jombang, Jawa Timur, 1 Juni 1914 dan wafat di Cimahi, Jawa Barat, 19 April 1953. Ayahanda Abdurrahman Wahid ini merupakan reformis dunia pendidikan pesantren dan pendidikan Islam Indonesia. Ia dikenal juga sebagai pendiri IAIN (UIN).