Makna Kata Tsunami Secara Etimologis

ASTALOG.COM – Istilah tsunami berasal dari bahasa Jepang. Tsu berarti “pelabuhan”, dan nami berarti “gelombang”, sehingga tsunami dapat diartikan sebagai “gelombang pelabuhan”.

Istilah ini pertama kali muncul di kalangan nelayan Jepang. Karena panjang gelombang tsunami sangat besar, pada saat berada di tengah laut, para nelayan tidak merasakan adanya gelombang ini. Namun setibanya kembali ke pelabuhan, mereka mendapati wilayah di sekitar pelabuhan tersebut rusak parah. Karena itulah mereka menyimpulkan bahwa gelombang tsunami hanya timbul di wilayah sekitar pelabuhan, dan tidak di tengah lautan yang dalam.

 

Secara etimologi istilah tsunami berasal dari bahasa jepang yang berarti pelabuhan ( tsu ) dan gelombang ( nami ).

Sejarawan Yunani bernama Thucydides merupakan orang pertama yang mengaitkan tsunami dengan gempa bawah laut. Namun hingga abad ke-20, pengetahuan mengenai penyebab tsunami masih sangat minim. Penelitian masih terus dilakukan untuk memahami penyebab tsunami.

 

Ciri – Ciri Tsunami
1. Gelombang air laut yang bergerak dengan cepat
2. Memiliki gelombang pasang yang tinggi amplitudonya dan panjang
3. Gelombang tsunami bergerak dengan kecepatan mencapai 500 sampai 1000 km perjam
4. Gelombang tsunami biasanya berlapis – lapis.

PELAJARI:  Prinsip Pemerintahan Demokrasi

Jenis – jenis Tsunami
Seperti yang di jelaskan Badan Meteorologi dan Geofisika dalam artikel gempa bumi dan tsunami aceh, bahwa gelombang tsunami berdasarkan waktu terjadi setelah gempa , tsunami dapat dikelompokan menjadi tiga , yaitu :

1. Tsunami jarak dekat ( lokal )
Tsunami jarak dekat terjadi 0 sampai 30 menit setelah terjadinya gempa bumi. Jarak episentrum sejauh 2.000 km.
2. Tsunami jarak menengah
Tsunami yang tejadi 30 menit sampai dengan 2 jam setelah terjadi gempa bumi. Lokasi terjadi tsunami berjarak 200 km sampai 1.000 km dari pusat gempa.
3. Tsunami jarak jauh
Tsunami yang terjadi lebih dari 2 jam setelah terjadinya gempa bumi. Lokasinya berjarak lebih dari 1.000 km dari pusat gempanya.

Sebab-sebab Terjadinya Tsunami
Tsunami dapat dipicu oleh bermacam-macam gangguan (disturbance) berskala besar terhadap air laut, misalnya gempa bumi, pergeseran lempeng, meletusnya gunung berapi di bawah laut, atau tumbukan benda langit. Tsunami dapat terjadi apabila dasar laut bergerak secara tiba-tiba dan mengalami perpindahan vertikal.

PELAJARI:  Pertanyaan dan Jawaban Terkait Manajemen Resiko

Mengurangi Resiko Dampak Tsunami
1. Hindari bertempat tinggal atau tinggal di daerah sekitar 100 meter dari tepi pantai, sebab berdasarkan riset daerah ini merupakan daerah yang mengalami kerusakan terparah akibat tsunami, badai dan ribut.
2. Disarankan untuk menanam tanaman yang mampu menahan gelombang seperti palem, waru, camplung, beringin, atau sejenisnya.
3. Ikuti tata guna lahan yang telah dtetapkan oleh pemerintah setempat.

Gelombang tsunami merupakan rangkaian gelombang atau disebut juga kereta gelombang. Karena merupakan rangkaian maka gelombang yang terjadi tidak hanya satu kali atau berupa gelombang tunggal tetapi terjadi beberapa kali gelombang. Dan gelombang pertama bukanlah gelombang yang menghancurkan karena sesudah gelombang yang pertama akan disusul gelombang kedua dan ketiga yang lebih besar kekuatanya. Sebuah gelombang tsunami memiliki panjang gelombang mencapai 100 kilometer, dan dapat menyapu selama satu jam nonstop.

Faktor yang Mempengaruhi Tinggi Tsunami
1. Bentuk pantai
Refraksi adalah transformasi gelombang akibat adanya perubahan geometri dasar laut. Di tempat dimana terjadinya penyempitan maka akan terjadi konsentrasi energi, sehingga tinggi gelombang ditempat itu akan membesar.

PELAJARI:  Concentratie Stelsel adalah

2. Kelandaian pantai
Jarak jangkauan tsunami kedarat juga sangat di tentukan oleh terjal dan landainya morfologi pantai, pada pantai terjal tsunami tak akan terlalu jauh mencapai daratan karena tertahan dan dipantulkan kembali oleh tebing pantai, sementara dipantai landai tsunami menerjang sampai beberapa kilometer masuk kedarat. Bila tsunami menjalar kepantai maka ia akan mengalami perubahan kecepatan, tinggi dan arah, suatu proses yang sangat kompleks meliputi shoaling, refraksi, difraksi dan lain – lain

Shoaling adalah proses pembesaran tinggi gelombang karena pendakalan dasar laut.gempa bumi biasanya terjadi didekat pertemuan lempeng benua dan samudera dilaut dalam, lalu menjalar kepantai yang lebih dangkal. Airan ini teramplifikasi ketika mendekati daratan akibat efek shoaling

3. Vegetasi dan stuktur penghalang disekitar pantai
4. Arah gelombang tsunami
5. Efek pantulan dari pulau lain