Proses Perubahan Tulang Rawan menjadi Tulang Keras

ASTALOG.COM – Tulang adalah organ kaku yang merupakan bagian dari kerangka tulang belakang. Tulang menopang dan melindungi berbagai organ tubuh, memproduksi sel darah merah dan darah putih. Sejak bayi masih berada dalam kandungan, maka tulang pun mulai terbentuk dan berlangsung terus dekade kedua dalam susunan yang teratur.

Mungkin sebagian besar dari kita berpikir bahwa tulang yang menjadi penyusun rangka tubuh kita sebagai manusia merupakan bagian yang mati, kering, dan rapuh. Tetapi perlu diketahui bahwa tulang-tulang kita itu benar-benar hidup. Meskipun tulang yang ada di tubuh kita merupakan suatu benda yang keras, tetapi tulang bukanlah suatu benda yang memiliki ukuran tetap.

 

Tulang sebagai penyusun rangka tubuh manusia memiliki fungsi, yaitu :

  1. Tempat melekatnya otot-otot.
  2. Untuk membentuk tubuh
  3. Untuk menegakkan/menopang tubuh
  4. Untuk melindungi bagian-bagian tubuh yang lunak (lemah dan vital), misalnya otak, mata, paru-paru, jantung, dan sumsum tulang belakang.

Proses Perubahan Tulang Rawan menjadi Tulang Keras

Pada saat manusia masih berada dalam kandungan, maka tulang mulai tersusun sebagai tulang rawan atau kartilago. Secara bertahap, tulang rawan akan rusak dan digantikan oleh tulang keras. Tetapi pada perkembangan selanjutnya, tidak semua tulang rawan pada tubuh manusia akan digantikan oleh tulang keras. Misalnya saja tulang telinga, tulang hidung, ataupun tulang rawan penyusun persendian, dimana kesemuanya akan tetap menjadi tulang rawan sampai manusia menjadi tua.

PELAJARI:  Jelaskan Bagaimana Proses Terbentuknya Jalur Gunung Berapi?
 

Proses perubahan tulang rawan menjadi tulang keras disebut dengan penulangan atau osofikasi. Adapun tahapan prosesnya adalah sebagai berikut :

  1. Proses ini berawal dari tulang rawan yang memiliki bentuk mirip dengan tulang dewasa. Tulang rawan memiliki rongga yang terisi oleh sel-sel pembentuk tulang atau osteoblas.
  2. Selanjutnya osteoblas akan membentuk sel-sel tulang atau osteosit.
  3. Proses osofikasi dimulai dari bagian tengah tulang rawan dan kemudian meluas ke seluruh arah sesuai dengan pertumbuhan tulang rawan.
  4. Diantara jaringan tulang yang terbentuk terdapat pembuluh darah yang akan membawa mineral seperti kalsium sehingga tulang yang terbentuk menjadi keras.

Selain osofikasi, tulang juga mengalami penggabungan atau fusi. Pada saat manusia baru lahir, seluruh tulang yang ada pada sistem rangka adalah lebih dari 300 tulang. Seiring bertambahnya usia, beberapa tulang akan mengalami fusi atau mengalami pertumbuhan bersama-sama. Oleh karena itu, ketika manusia telah dewasa, maka jumlah tulang pada sistem rangkanya hanya sebanyak 206 tulang.

PELAJARI:  Jenis Sendi dan Letaknya

Struktur Dasar Tulang

Struktur dasar tulang adalah matriks tulang yang membentuk kerangka kaku yang mendasari tulang, dan terdiri dari kedua tulang kompak dan tulang spons. Matriks tulang terdiri dari serat protein yang kuat, terutama kolagen, yang menjadi keras dan kaku karena mineralisasi dengan kristal kalsium. Matriks tulang saling silang dengan pembuluh darah dan saraf dan juga mengandung sel-sel tulang khusus yang secara aktif terlibat dalam proses metabolisme.

Sel Tulang

Sel tulang yang terdapat pada rangka tubuh manusia bertanggung jawab untuk pertumbuhan tulang dan homeostasis mineral. Sel tulang ini terdiri dari 3 bagian, yaitu :

  1. Osteoblas membuat sel-sel tulang baru dan mengeluarkan kolagen dengan mineralisasi menjadi matriks tulang. Mereka bertanggung jawab untuk pertumbuhan tulang dan penyerapan mineral dari darah.
  2. Osteosit mengatur homeostasis mineral. Mereka mengarahkan penyerapan mineral dari darah dan pelepasan mineral kembali ke dalam darah yang diperlukan.
  3. Osteoklas melarutkan mineral dalam matriks tulang dan melepaskan mereka kembali ke dalam darah.
PELAJARI:  Jelaskan Definisi Keragaman

Jaringan Tulang

Tulang terdiri dari berbagai jenis jaringan termasuk diantaranya adalah sebagai berikut :

  1. Tulang kompak membentuk lapisan luar padat tulang. Unit fungsionalnya adalah osteon. Tulang kompak sangat keras dan kuat.
  2. Tulang spons ditemukan di dalam tulang dan lebih ringan dan kurang padat daripada tulang kompak. Hal ini karena tulang spons berpori.
  3. Sumsum tulang adalah jaringan ikat lunak yang menghasilkan sel-sel darah. Hal ini ditemukan di dalam pori-pori tulang spons.
  4. Periosteum adalah bagian kuat, membran fibrosa yang menutupi dan melindungi permukaan luar tulang.

Klasifikasi Tulang Rangka menurut Bentuknya

  1. Tulang pendek, contoh : tulang pergelangan tangan/kaki, tulang belakang.
  2. Tulang pipa, contoh:  tulang paha, lengan, pengumpil, dan tulang hasta.
  3. Tulang pipih, contoh : tulang dada, kepala, dan tulang panggul.