Sebutkan Bahan-Bahan yang Dapat Dipakai Sebagai Indikator Alami

ASTALOG.COM – Dalam kehidupan sehari-hari, Anda pasti tahu jenis senyawa yang terdiri dari tiga keadaan yaitu asam, basa, dan netral. Nah, sifat asam dan basa suatu zat dapat diketahui dengan menggunakan sebuah indikator.

Indikator yang umumnya sering digunakan yaitu kertas lakmus, fenolftalein, metil merah dan brom timol biru. Indikator tersebut akan memberikan perubahan warna jika ditambahkan larutan asam atau basa. Indikator ini biasanya dikenal sebagai indikator sintetis. Dalam pembelajaran kimia khususnya materi asam dan basa indikator derajat keasaman diperlukan untuk mengetahui pH suatu larutan. Selain indikator kimia ada juga indikator alami yang dapat dengan mudah kita peroleh di sekitar kita.

 

Pengertian Indikator Alami
Indikator alami adalah jenis indikator yang berasal dari alam. Indikator alami yang dapat digunakan untuk menentukan sifat asam, basa, dan garam suatu zat antara lain kulit manggis, bunga sepatu, dan kubis ungu.

Untuk menjadikan indikator alami, maka kulit manggis, bunga sepatu, dan kubis ungu terlebih dahulu dibuat ekstrak dengan cara menghaluskannya dan menambahkan air. Ekstrak kulit manggis pada keadaan netral berwarna ungu. Jika ekstrak kulit manggis, ditetesi larutan asam, maka warna ungu akan berubah menjadi cokelat kemerahan dan jika ditetesi larutan basa akan berubah menjadi biru kehitaman.

PELAJARI:  Biografi Lengkap Bapak Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara
 

Contoh Mmebuat Indikator Alami dari Tumbuhan
Berikut adalah contoh beberapa tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai indikator asam dan basa.

1. Daun Kubis Ungu (Brassica oleracea L.)
Daun Kubis Ungu (Brassica oleracea L.) merupakan salah satu jenis sayuran yang tidak banyak dikonsumsi, karena tidak semua orang menyukai rasanya yang sedikit berbeda dengan daun kubis biasa. Daun kubis ungu bila dilarutkan dalam air panas akan mengeluarkan zat kimia yang berwarna biru atau biru keunguan bila terlalu pekat. Zat kimia inilah yang bila bercampur dengan asam akan berubah warna menjadi merah dan bila bercampur dengan basa berubah menjadi hijau. Oleh karena ada perbedaan warna yang jelas dalam suasana asam dan basa, maka ia dapat digunakan sebagai indikator alami

2. Daun Rhoeo Discolor (Nanas Kerang)
Daun Rhoeo Discolor (Nanas Kerang) merupakan tanaman herba yang kuat dengan batang tegak, daun yang menghadap ke bawah berwarna ungu tua, sedangkan yang menghadap ke atas berwarna hijau, dengan posisi antar daun saling menelungkup melingkari batangnya. Cara memanfaatkannya sebagai indikator adalah dengan mengiris-iris daun bangka-bangkaan ini dan dikeringkan. Kemudian irisan daun yang sudah kering ini dilarutkan dalam alkohol, maka akan diperoleh larutan dengan warna kuning kemerahan. Dalam suasana asam warnanya berubah menjadi merah muda (pink) dan dalam suasana basa berubah menjadi hijau. Dengan demikian larutan daun rhoeo discolor atau bangka-bangkaan juga dapat digunakan sebagai indikator alami.

PELAJARI:  Faktor Penyebab Keruntuhan Kerajaan Sriwijaya

3. Kayu Secang (Caesalpinia sappan)
Kayu Secang (Caesalpinia sappan) disebut juga kayu sapang, kebanyakan digunakan sebagai bahan pengecat. Saat ini kayu secang banyak diolah sebagai minuman yang berkhasiat untuk mengobati berbagai penyakit (Hembing, dkk., 1993 : 120). Seperti halnya daun bangka-bangkaan, maka bila kayu secang diiris tipis-tipis dan dikeringkan (pengeringan biasanya dilakukan dalam oven), lalu dilarutkan dalam alkohol, akan diperoleh larutan berwarna merah orange. Dalam suasana asam akan berubah warna menjadi kuning, sedangkan dalam suasana basa berwarna merah. Dengan demikian larutan kayu secang ini juga dapat digunakan sebagai indikator alami.

4. Soka.
Tumbuhan ini bernama latin Ixora Sp. Soka sebenarnya merupakan tanaman liar tipe perdu yang tumbuh di hutan. Tanaman ini termasuk dalam golongan kopi-kopian dan memiliki bunga berwarna cerah. Sebagai indikator asam basa, yang dimanfaatkan dari tanaman ini adalah ekstrak dari bunganya. Dari larutan ekstrak yang berwarna coklat bening, akan berubah menjadi merah dalam suasana asam dan berwarna hijau pekat dalam suasana basa.

PELAJARI:  3 Jenis Adaptasi pada Hewan

5. Bunga Sepatu atau Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)
Bunga Sepatu atau Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) adalah tanaman semak suku Malvaceae yang berasal dari Asia Timur dan banyak ditanam sebagai tanaman hias di daerah tropis dan subtropis. Sebagai indikator asam basa, yang dimanfaatkan dari tanaman ini adalah ekstrak dari bunganya. Dari larutan ekstrak yang berwarna ungu, akan berubah menjadi merah dalam suasana asam dan berwarna hijau dalam suasana basa.

6. Kunyit atau Kunir (Curcuma longa Linn. syn. Curcuma domestica Val.)
Kunyit atau kunir (Curcuma longa Linn. syn. Curcuma domestica Val.) adalah termasuk salah satu tanaman rempah dan obat asli dari wilayah Asia Tenggara. Sebagai indikator asam basa, yang dimanfaatkan dari tanaman kunyit adalah ekstrak dari rimpangnya. Dari larutan ekstrak yang berwarna kuning pekat (mendekate oranye), akan berubah menjadi kuning jernih dalam suasana asam dan berwarna merah bata dalam suasana basa.