Arti Kata Jahiliyah

ASTALOG.COM – Dilansir dari wikipedia, Jahiliyah (bahasa Arab: جاهلية, Jāhilīyyah) adalah konsep dalam agama Islam yang menunjukkan masa di mana penduduk Mekkah berada dalam ketidaktahuan (kebodohan). Akar istilah jahiliyyah adalah bentuk kata kerja I pada kata jahala, yang memiliki arti menjadi bodoh, bodoh, bersikap dengan bodoh atau tidak peduli.

Kemudian dalam syariat Islam memiliki arti “ketidaktahuan akan petunjuk Ilahi” atau “kondisi ketidaktahuan akan petunjuk dari Tuhan”. Keadaan tersebut merujuk pada situasi bangsa Arab kuno, yaitu pada masa masyarakat Arab pra-Islam sebelum diutusnya seorang rasul yang bernama Muhammad. Pengertian khusus kata jahiliyah ialah keadaan seseorang yang tidak memperoleh bimbingan dari Islam dan al-Qur’an.

 

Kriteria Masyarakat Jahiliyah
Jahiliyah merupakan sifat yang mungkin berlaku bagi masyarakat manapun di zaman kapanpun bila memenuhi setidaknya empat kriteria.

Pertama, tidak adanya iman yang sesungguhnya kepada Allah ta’aala. Yaitu, sikap yang membuktikan kesatuan antara akidah dan syariat tanpa pemisahan.

 

Kedua, tidak adanya pelaksanaan hukum menurut apa yang telah diturunkan Allah ta’aala, yang berarti menuruti “hawa nafsu” manusia.

وَأَنِ احْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ وَاحْذَرْهُمْ أَنْ يَفْتِنُوكَ عَنْ بَعْضِ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ إِلَيْكَ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَاعْلَمْ أَنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ أَنْ يُصِيبَهُمْ بِبَعْضِ ذُنُوبِهِمْ وَإِنَّ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ لَفَاسِقُونَ أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ

”…dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik. Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?” (QS Al-Maidah ayat 49-50)

Ketiga, hadirnya berbagai thaghut di muka bumi yang membujuk manusia supaya tidak beribadah dan tidak taat kepada Allah ta’aala serta menolak syariat-Nya. Lalu, mengalihkan peribadatannya kepada thaghut dan hukum-hukum yang dibuat menurut nafsunya.

PELAJARI:  Siapa Nama Walisongo yang Menyebarkan Islam dengan Media Wayang?

اللَّهُ وَلِيُّ الَّذِينَ آَمَنُوا يُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَوْلِيَاؤُهُمُ الطَّاغُوتُ يُخْرِجُونَهُمْ مِنَ النُّورِ إِلَى الظُّلُمَاتِ أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

”Allah ta’aala Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” (QS Al-Baqarah 257)

Keempat, hadirnya sikap menjauh dari agama Allah ta’aala, sehingga penyelewengan menjurus kepada nafsu syahwat. Masyarakat itu tidak melarang dan tidak merasa berkepentingan untuk melawan perbuatan asusila.

Itulah beberapa ciri menonjol setiap kejahiliyahan yang ada di muka bumi sepanjang sejarah. Semuanya muncul dari cirinya yang paling pokok, yaitu penyelewengan dari kewajiban berbakti dan menyembah Allah ta’aala sebagaimana mestinya.

Ciri pertama suatu masyarakat jahiliyah adalah tidak adanya iman yang sesungguhnya kepada Allah ta’aala. Sebagian masyarakat bisa jadi mengaku beriman, mengaku muslim. Namun dalam hal mengimani Allah ta’aala, mereka mengimani Allah ta’aala menurut selera, bukan sebagaimana Allah ta’aala memperkenalkan dirinya di dalam Kitab-Nya. Mereka tidak tunduk kepada Allah ta’aala, malah mereka yang mendefinisikan Allah ta’aala sesuai hawa nafsu.

وَمَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ

”Dan mereka tidak menghormati Allah ta’aala dengan penghormatan yang semestinya.” (QS Al-An’aam ayat 91)

Dalam suatu masyarakat jahiliyah mereka senang mengakui Allah ta’aala sebagai Maha Pengasih, Maha Penyayang dan Maha Pengampun. Tapi mereka tidak suka mendengar Allah ta’aala sebagai Yang Maha Keras siksaNya, atau Maha Memaksa, Maha Perkasa serta Maha Sombong. Padahal semua ini merupakan atribut dari Allah ta’aala yang jelas tercantum di dalam Kitab-Nya.

وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

”Dan peliharalah dirimu daripada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah ta’aala amat keras siksaan-Nya.” (QS A-Anfaal 25)

هُوَ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ
هُوَ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ السَّلَامُ الْمُؤْمِنُ
الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيزُ الْجَبَّارُ الْمُتَكَبِّرُ سُبْحَانَ اللَّهِ عَمَّا يُشْرِكُونَ

PELAJARI:  Jelaskan Latar Belakang Berkembangnya Agama Buddha!

“Dia-lah Allah ta’aala Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dia-lah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Dia-lah Allah ta’aala Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala keagungan, Maha Suci, Allah ta’aala dari apa yang mereka persekutukan.” (QS Al-Hasyr ayat 22-23)

Kebiasaan Buruk Masyarakat Jahiliyah
Masyarakat jahiliyah merupakan biangnya keburukan saat itu, keadaan mereka sudah sangat jauh dari baik. Banyak sekali kebiasaan buruk yang mereka kerjakan, diantaranya:

1- Qimar
Qimar lebih dikenal dengan perjudian. Ini adalah kebiasaan penduduk kota di kepulauan Arab, seperti Makkah, Thaif, Shan’a, Hajar, Yatsrib, dan Daumatul Jandal. Islam datang untuk melarangnya, sebagaimana firman Allah, “Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya minuman keras, berjudi, (berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah, adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar kamu beruntung.” [QS al-Maidah:90]

2- Minum Khamar
Masyarakat Arab di masa jahiliyah gemar minum khamar dan berkumpul untuk membanggakan diri karena meminum khamar yang paling mahal. Ini merupakan kebiasaan orang-orang kaya di kota, para pembesar, para sastrawan, dan para penyair. Ketika kebiasaan buruk ini telah mengakar dalam diri mereka, Allah mengharamkannya dengan cara bertahap, sedikit demi sedikit. Inilah tanda kasih sayang Allah terhadap hamba-Nya.

3- Nikah Istibdha’
Pengertian nikah istibdha’ adalah seorang istri yang datang haid, kemudian datang masa suci. Setelah itu, sang suami memintanya untuk memilih lelaki yang paling mulia nasab dan akhlaknya untuk menggaulinya dengan tujuan menghasilkan keturunan yang sempurna dari lelaki tersebut.

4- Wa’dul Banat
Pengertian wa’dul banat adalah mengubur bayi perempuan hidup-hidup karena takut celaan manusia. Dalam Alquran terdapat ayat-ayat yang mencela perbuatan demikian pada hari kiamat. Allah berfirman, “Dan apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya karena dosa apa dia dibunu?” [QS at-Takwir: 8-9]

PELAJARI:  Isi Kandungan Surah Al Isra' Ayat 26-27

5- Membunuh Bayi secara Mutlak
Maksud membunuh bayi secara mutlak disini adalah membunuh semua bayi, laki-laki maupun perempuan. Hal ini dilakukan karena keadaan fakir dan kelaparan ataupun sekadar takut menjadi fakir. Ketakutan ini muncul karena adanya tanda-tanda kefakiran yang telah tampak, yaitu ditandai dengan tanah yang tandus, paceklik karena terpputusnya hujan, atau sedikitnya curah hujan. Oleh karena itu, Islam mengharamkan kebiasaan buruk ini.

Allah berfirman, “…Janganlah membunuh anak-anakmu karena takut miskin…” [QS 6:151]
Firman-Nya yang lain, “Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin…” [QS 17:31]
Kata al-imlaq dalam kedua ayat itu secara sendiri berarti kefakiran yang luar biasa dahsyatnya.

6- Tabarruj
Tabarruj yang dimaksud adalah keluarnya para wanita dengan menampakkan perhiasan. Mereka berjalan di depan para lelaki yang bukan mahram dengan genit seolah-olah menawarkan diri mereka dan menggoda yang lainnya.

7- Menjadikan Wanita Mereka sebagai Gundik
Caranya adalah diantara mereka saling berhubungan dan saling bertukar cinta semata secara sembunyi-sembunyi, padahal mereka bukan mahramnya. Oleh karena itu, Islam mengharamkan perbuatan bejat ini dengan firman Allah, “…Dan bukan (pula) perempuan yang mengambil lelaki lain sebagai piaraannya…”[QS 4:25] dan “…dan bukan untuk menjadikan perempuan piaraan…”[QS 5:5]

8- Menyiarkan Budak Perempuan
Hal ini dilakukan dengan cara salah satu dari mereka memasang bendera merah di depan pintu rumahnya supaya diketahui bahwa ia bukan wanita baik-baik. Kemudian para lelakii menggaulinya, lalu ia mengambil upah sebagai ganti pemuas hawa nafsu.

9- Fanatisme Kesukuan
Mereka berbuat berdasarkan kaidah, “tolonglah saudaramu yang menzalimi atau dizalimi” . Kemudian Islam datang untuk memerintahkan pemeluknya supaya menolong saudara muslimnya yang jauh atau dekat. Menolong saudara yang dizalimi dan mencegahnya berbuat zalim.

10- Selalu Menyalakan Api Peperangan untuk Merampas Hak Orang Lain
Suku yang kuat menindas suku yang lemah untuk merampas harta mereka. Ini disebabkan karena tidak ada hukum dan undang-undang yang dijadikan pijakan dalam kehidupan mereka. Diantara perang yang terkenal adalah Perang Dahis dan Perang Ghabra’–yang terjadi antara Abbas melawan Dzibyan dan FIzarah–serta Perang Basus.