Virus Zika dan Penyebabnya

ASTALOG.COM – Kasus penyebaran virus Zika di wilayah Singapura mulai menjadi perhatian yang serius setelah kemungkinan penyebarannya bisa masuk juga ke Indonesia sebagai negara yang bertetangga dengan  Singapura. Seperti halnya penyakit Demam Berdarah (DBD), Zika juga disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti.

Berdasarkan catatan kesehatan dari WHO, virus Zika pertama kali ditemukan di wilayah Afrika, tepatnya di Uganda pada 1947. Awalnya virus ini menjangkiti monyet melalui jaringan yang dikenali sebagai demam kuning. Kemudian pada 1952, virus ini mulai menjangkiti manusia. Mulai tahun 1960an hingga 1980an, virus ini telah tercatat sebagai wabah penyakit yang menyerang benua Afrika, Amerika, Asia, dan Pasifik.

 

TANDA DAN GEJALA VIRUS ZIKA

Virus Zika akan menyerang dengan disertai sakit ringan, dimana masa inkubasi penyakit virus Zika tidak jelas, tetapi mungkin beberapa hari. Gejalanya mirip dengan infeksi arbovirus lainnya seperti demam berdarah, termasuk demam, ruam kulit, konjungtivitis, otot dan nyeri sendi, malaise, dan sakit kepala. Gejala-gejala ini biasanya ringan dan berlangsung selama 2-7 hari.

PELAJARI:  Sinar Istimewa pada Lensa
 

Namun virus zika dapat menyebabkan komplikasi. Berdasarkan kajian komprehensif, ada buktu ilmiah yang  menyatakan bahwa virus zika adalah penyebab Microcephaly dan Sindrom Guillan – Barre. Hingga saat ini upaya intens terus dilakukan untuk menyelidiki hubungan antara virus zika dan berbagai gangguan neurologis dalam kerangka penelitian yang dilakukan secara terus-menerus.

CARA PENULARAN VIRUS ZIKA

Virus Zika terutama ditularkan pada manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi dari genus Aedes, terutama Aedes Aegypti di daerah tropis. nyamuk Aedes Aegypti biasanya menggigit pada siang hari, dan memuncak pada pagi, sore, hingga malam hari. Nyamuk Aedes Aegypti merupakan nyamuk yang sama dalam menularkan penyakit DBD, Chikungunya, dan demam kuning. Penularan lainnya bisa melalui transfusi darah dan cairan dalam tubuh termasuk hubungan seksual. Itulah sebabnya wanita yang hamil bisa mendapatkan risiko berupa bayi yang dilahirkannya bisa mengalami Mikrosefali atau bayi berkepala kecil.

PELAJARI:  Jelaskan Cara Kerja Organ Jacobson Pada Ular?

Untuk itu perlu diberikan edukasi yang baik terutama pada pasangan suami istri, terutama ibu hamil tentang risiko penularan virus zika. WHO bahkan menyarankan mereka untuk mengikuti konseling dengan benar untuk mengetahui berbagai macam metode kontrasepsi sehingga mereka mendapatkan pilihan informasi yang tepat, sekaligus bisa mencegah kemungkinan bayi yang dikandung mengalami mikrosefali.

BAGAIMANA MENCEGAH PENYEBARAN VIRUS ZIKA?

Karena ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti, maka cara pencegahannya pun sama dengan cara pencegahan infeksi DBD, yaitu dengan memberantas sarang nyamuk. Kita bisa menekan penyebarannya dengan menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar dengan melakukan gerakan 3M, yaitu Mengubur, Menguras, dan Menutup.