Fisiologi dan Cara Adaptasi Protozoa

ASTALOG.COM – Hingga saat ini ada sekitar 50.000 jenis protozoa yang diidentifikasi. Protozoa yang merupakan kelompok organisme hewan bersel tunggal adalah bagian dari kingdom Protista. Pada umumnya protozoa memiliki ukuran yang kecil atau mikroskopis yang hanya bisa dilihat melalui mikroskop dengan ukurannya sekitar kurang dari 1/200 milimeter. Ukuran terbesarnya sendiri dapat mencapai panjang hingga sekitar 3 milimeter yang cukup besar untuk dilihat dengan mata telanjang. Dan hingga saat ini para ilmuwan bahkan telah menemukan beberapa spesimen fosil protozoa yang berukuran panjang sekitar 20 milimeter (0,8 inci).

FISIOLOGI PROTOZOA

  • Protozoa umumnya bersifat aerobik nonfotosintetik, tetapi ada pula beberapa protozoa yang dapat hidup pada lingkungan anaerobik misalnya pada saluran pencernaan manusia atau hewan ruminansia.
  • Protozoa aerobik mempunyai mitokondria yang mengandung enzim untuk metabolisme aerobik, dan untuk menghasilkan ATP melalui proses transfer elektron dan atom hidrogen ke oksigen.
  • Protozoa umumnya mendapatkan makanan dengan memangsa organisme lain (bakteri) atau partikel organik, baik secara fagositosis maupun pinositosis.
  • Protozoa yang hidup di lingkungan air, maka oksigen dan air maupun molekul-molekul kecil dapat berdifusi melalui membran sel. Senyawa makromolekul yang tidak dapat berdifusi melalui membran, dapat masuk sel secara pinositosis. Tetesan cairan masuk melalui saluran pada membran sel. Saat saluran penuh kemudian masuk ke dalam membran yang berikatan denga vakuola. Vakuola kecil terbentuk, kemudian dibawa ke bagian dalam sel, selanjutnya molekul dalam vakuola dipindahkan ke sitoplasma.
  • Partikel makanan yang lebih besar dimakan secara fagositosis oleh sel yang bersifat amoeboid dan anggota lain dari kelompok Sarcodina. Partikel yang dikelilingi oleh bagian membran sel yang fleksibel untuk ditangkap, kemudian dimasukkan ke dalam sel oleh vakuola besar (vakuola makanan). Ukuran vakuola mengecil kemudian mengalami pengasaman. Lisosom lalu memberikan enzim ke dalam vakuola makanan tersebut untuk mencernakan makanan, kemudian vakuola membesar kembali.
  • Hasil pencernaan makanan didispersikan ke dalam sitoplasma secara pinositosis, dan sisa yang tidak tercerna dikeluarkan dari sel. Cara inilah yang digunakan protozoa untuk memangsa bakteri.
  • Pada kelompok Ciliata, ada organ mirip mulut di permukaan sel yang disebut sitosom. Sitosom dapat digunakan menangkap makanan dengan dibantu silia. Setelah makanan masuk ke dalam vakuola makanan kemudian dicernakan, sisanya dikeluarkan dari sel melalui sitopig yang terletak disamping sitosom.
 

CARA ADAPTASI PROTOZOA

1) Sebagai Predator

 

Protozoa akan memangsa organisme uniseluler atau berserabut ganggang, bakteri, dan microfungi. Protozoa memainkan peran baik sebagai herbivora dan konsumen di decomposer link dari rantai makanan. Protozoa juga memainkan peranan penting dalam mengendalikan populasi bakteri dan biomas.  Protozoa dapat menyerap makanan melalui membran sel mereka, seperti amoeba yang mengelilingi dan menelan makanan itu, dan yang lain lagi memiliki bukaan atau “mulut pori-pori” ke mana mereka menyapu makanan. Semua protozoa yang mencerna makanan di perut mereka seperti kompartemen disebut vakuola.

2) Sebagai Komponen Mikrofauna dan Meiofauna

Protozoa merupakan sumber makanan penting bagi invertebrata kecil. Dengan demikian, peran ekologis protozoa dalam transfer bakteri dan ganggang produksi ke tingkat tropik berurutan adalah penting. Protozoa seperti parasit malaria (Plasmodium spp.) dan Leishmania trypanosomes juga penting sebagai parasit dan simbion dari hewan multisel.

PELAJARI:  Apakah Evolusi Itu?